Penggunaan Alat Pembelajaran Digital, Berapa Durasi Penggunaan yang Ideal?
Menggunakan APD butuh peran pendamping untuk membimbing anak menuntaskan tantangan atau materi yang ada. - Foto : disway.id -
KORANLINGGAUPOS.ID- Di zaman serba teknologi saat ini, metode belajar anak pun sudah beralih menggunakan aplikasi. Lalu apakah sehat jika anak sering belajar menggunakan aplikasi di Handphone atau tablet ?
Dikutip dari disway.id Alat Pembelajaran Digital atau APD sudah menjadi pilihan untuk menunjang pembelajaran anak, terutama pada masa Covid19 kemarin. Namun ternyata setelah covid19 menyerang, APD masih tetap dimanfaatkan karena diyakini memiliki beberapa keunggulan.
Bahkan dalam studi yang dilakukan Enuma Indonesia, ada tiga alasan utama manfaat menggunakan APD, seperti kemudahan mencari materi ajar (94 persen), tampilan aplikasi yang menarik (93 persen), cara penggunaan yang mudah dipahami (92 persen).
Namun menggunakan APD butuh peran pendamping. Hal ini untuk membimbing anak menuntaskan tantangan atau materi yang ada.
BACA JUGA:Air Minum Mana Lebih Sehat Air Galon Atau Air Rebusan? Ini Penjelasannya
BACA JUGA:Dinkes Apresiasi Raperda Inisiatif DPRD Tentang Penyelenggaraan Kesehatan Rumah Sakit
"Harapan kami, integrasi yang baik antara pembelajaran konvensional dan digital akan membantu menumbuhkan rasa cinta anak-anak terhadap literasi dan numerasi," ungkap Direktur Enuma Indonesia, Juli Adrian.
Pihaknya melakukan studi terkait persepsi guru, orang tua, dan wali murid terhadap aplikasi pembelajaran digital (APD) di Indonesia dengan 302 responden pendamping pengguna maupun nonpendamping. Dan Juli mengungkapkan, pertanyaan yang sering kali diajukan adalah durasi ideal penggunaan APD. Sementara itu, diketahui sebanyak 37,5 persen responden pendamping belajar memanfaatkan APD dengan durasi 30-60 menit per sesi selama 2-3 kali per pekan. Posisi kedua, yaitu 16,96 persen, menggunakan selama 30 menit per sesi selama 2-3 kali per pekan.
Ternyata terkait masalah durasi ini masih menjadi perdebatan, karena adanya kesenjangan akses antara anak dari satu daerah dengan daerah lain.
Seperti yang diungkapkan anak-anak dari Nusa Tenggara Timur yang menjadi responden penelitian yang menilai bahwa waktu 1 jam per sesi tidaklah cukup. Argumentasi mereka mungkin di kota-kota besar, anak-anak bisa mengakses gawai di rumah, tapi di tempat mereka tidak ada gawai. Jadi satu-satunya kesempatan anak untuk menggunakan gawai itu ada di sekolah. Terkait penggunaan APD, pihaknya menyarankan penggunaan selama 30-45 menit per sesi.