Buruh Pemecah Batu di Lubuk Linggau

Ibu-ibu yang membantu suami mencari nafkah dengan jadi buruh pemecah batu kali di Kelurahan Ulak Lebar, Kecamatan Lubuk Linggau, Kota Lubuk Linggau.-Foto: Meidi-Linggau Pos

KORANLINGGAUPOS.ID – Teriknya panas matahari tidak membuat Sherly (42) menyerah dalam mencari nafkah sehari-hari.

Meskipun keringat berkucur deras di badannya, tetapi tidak membuat semangatnya menurun.

Setiap hari, Sherly bekerja sebagai pengangkut dan pemecah batu di Kelurahan Ulak Lebar, Kecamatan Lubuk Linggau, Kota Lubuk Linggau Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

“Sudah 15 tahun saya bekerja sebagai pengangkut dan pemecah batuh. Bahkan sejak masih remaja hingga saat ini saya telah mempunyai 2 anak,” jelasnya saat disambangi KORANLINGGAUPOS.ID Selasa, 7 Januari 2025.

BACA JUGA:Musim Panen Padi Menjadi Berkah untuk Buruh Tani, Dibayar dengan Padi, 7 Banding 1

BACA JUGA:Buruh Tergabung Serikat Pekerja Minta Revisi UMSP 2025, Hingga Minta Pj Gubernur Elen Setiadi Hengkang

Ia mengaku, hanya pekerjaan sebagai pengangkut dan pemecah batu yang dapat ia kerjakan.

“Hanya pekerjaan ini yang dapat saya lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, suami saya juga bekerja sebagai pengangkut batu, dan kadang anak saya juga ikut membantu orang tuanya mengangkut batu,” jelasnya.

“Kami disini kerja sebagai pengangkut dan pemecah batu itu digaji dengan sistem upahan, jadi jika saya mampu mengangkut batu hingga 2 mobil sehari, mendapatkan uang sebesar Rp 100.000,” jelasnya.

“Terkadang saya mengambil kerja tambahan yaitu ikut menaikan batu-batu ke mobil. Dan biasanya akan mendapatkan uang tambahan sebesar Rp 50.000 per mobilnya,” tambahnya.

BACA JUGA:MK Tetapkan Batas Waktu PKWT Maksimal 5 Tahun Sesuai UU Cipta Kerja, Hak Buruh dan Uang Kompensasi

BACA JUGA:Uang Pesangon Buruh Sesuai UU Cipta Kerja yang Berhak Diterima Segini Menurut Masa Kerjanya

Selain itu, salah seorang ibu yang bekerja sebagai pemecah batu yaitu Inem (62) mengatakan, ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena hanya tinggal sendirian dirumahnya.

“Saya bekerja ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena saya hanya tinggal sendirian. Anak-anak saya sudah menikah dan tinggal jauh dari Kota Lubuk Linggau, ada di Kepahiang dan ada juga di Simpang Periuk,” jelas Inem.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan