Patut Dicontoh, Ibu-ibu KWT Desa Air Satan Manfaatkan Pepaya jadi Makanan Tradisional

Reporter: APRI YADI |

Editor: RIENA FITRIANI MARIS |

Kamis , 21 Nov 2024 - 21:59

KERIPIK: Makanan Tradisional yang di buat oleh KWT di Desa Air Satan, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas (Mura).-Foto: Apri Yadi-Linggau Pos

patut dicontoh, ibu-ibu kwt desa air satan manfaatkan pepaya jadi makanan tradisional                            koranlinggaupos.id - ibu rumah tangga (irt) di desa air satan, kecamatan muara beliti, kabupaten musi rawas (mura) patut dicontoh.
ia melakukan inovasi, dengan memanfaatkan buah pepaya jadi makanan tradisional.  
jika sebagian irt memilih menjadi wanita karir atau fokus mengurus keluaragnya, irt di desa air satan ini justru memanfaatkan waktu luangnya untuk membuat makanan tradisional.
mereka pun membentuk kepengurusan, menjadi kelompok wanita tani (kwt) desa air satan. 
baca juga:ambeien reda cukup konsumsi biji pepaya saja, begini proses cepatnya
baca juga:hama dan penyakit yang sering bahayakan tanaman pepaya kalina
dibincangi koranlinggaupos.id, kamis 21 november 2024 siti hasana, ketua kelompok wanita tani (kwt) cindai mengatan pengurus kwt desa air satan telah membuat makanan tradisional dari buah pepaya. ada juga keripik dari daun bayam.
"awalnya kita berinovasi ini karena sebagian petani di desa air satan banyak memanfaatkan lahannya dengan menanam pepaya jenis kalina. hal ini juga membuat desa air satan terkenal desa pepaya," ungkapnya. 
dijelaskan siti sapaanya, ia manfaat buah pepaya yang diolah menjadi keripik, stik pepaya, kerupuk hingga manisan dari pepaya. 
“kita ada empat kwt dan setiap kelompok kwt itu berisi dari 25 sampai 30 orang, baik dari ibu-ibu rumah tangga yang ada di desa air satan yang dibentuk pada awal tahun 2024," jelas siti. 
baca juga:kisah sukses petani di musi rawas, sebulan panen 2 ton pepaya kalina
baca juga:wow! 5 penyakit ini ternyata yang bisa diatasi dengan mengonsumsi buah pepaya, apa saja? yuk simak
ia mengaku selama ini kegiatan kwt sangat didukung oleh pemerintah desa air satan, penyuluh pertanian dan kecamatan muara beliti.
dalam mambuat makan tradisional dari buah papaya dan daun bayam, mereka dibimbing langsung oleh ppl dan ibu pkk desa air satan.
"untuk pemasaran kita masih di sekitar desa air satan, disaat kegiatan baik tingkat desa, kecamatan dan kabupaten kita bersama kades selalu membuka stan untuk menjual produk kami," tambahnya. 
ditambahkannya, untuk produk kripik dan manisan mereka bungkus sedemikian rupa dengan dijual dari harga rp1000 sampai rp5 ribu per bungkusnya.
baca juga:bukan hanya nikmat saat disantap, ternyata buah pepaya memiliki manfaat tersembunyi untuk kesehatan tubuh
baca juga:begini cara cegah hama pada pepaya california 
"untuk izin usaha dan sertifikat halal produk lagi diproses oleh ibu penyuluh pertanian kita," tegasnya. 
sementara itu kades air satan m nasir membenarkan, jika pemdes selalu memfasilitasi ibu-ibu yang kreatif dalam mengelolah hasil pertanian
“mereka bertekat mengelolah hasil pertanian menjadi makanan yang bisa dijual, dengan itulah saya bentuk mereka kelompok tani berdasarkan dusun berapa mereka tinggal," ungkap nasir sapaanya.
ditambahkanya, di desanya saat ini ada sembilan pengurus kwt yang sudah di bentuk yang berisikan oleh irt yang bisa mengisi waktu luangnya.
baca juga:6 manfaat daun pepaya untuk kesehatan tubuh, salah satu manfaatnya dapat mencegah kanker
baca juga:pedagang pepaya di lubuklinggau, sehari bisa menjual puluhan kg buah pepaya
sehingga selain mengurus keluarganya, ia bisa membantu keuangan  keluarganya dengan menjual keripik dari pepaya dan bayam.
kita berharap kepada pemerintah atau dinas terkait bisa memfasilitasi pengurus kwt agar bisa mengmbangkan usahanya, baik dalam pembuatannya dan bidang pemasarannya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, JUMAT, 22 NOVEMBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan