Patut Dicontoh, Ibu-ibu KWT Desa Air Satan Manfaatkan Pepaya jadi Makanan Tradisional

KERIPIK: Makanan Tradisional yang di buat oleh KWT di Desa Air Satan, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas (Mura).-Foto: Apri Yadi-Linggau Pos

"Untuk pemasaran kita masih di sekitar Desa Air Satan, disaat kegiatan baik tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten kita bersama Kades selalu membuka stan untuk menjual produk kami," tambahnya. 

Ditambahkannya, untuk produk kripik dan manisan mereka bungkus sedemikian rupa dengan dijual dari harga Rp1000 sampai Rp5 Ribu per bungkusnya.

BACA JUGA:Bukan Hanya Nikmat Saat Disantap, Ternyata Buah Pepaya Memiliki Manfaat Tersembunyi Untuk Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:Begini Cara Cegah Hama Pada Pepaya California

"Untuk izin usaha dan sertifikat halal produk lagi diproses oleh ibu penyuluh pertanian kita," tegasnya. 

Sementara itu Kades Air Satan M Nasir membenarkan, jika Pemdes selalu memfasilitasi ibu-ibu yang kreatif dalam mengelolah hasil pertanian

“Mereka bertekat mengelolah hasil pertanian menjadi makanan yang bisa dijual, dengan itulah saya bentuk mereka kelompok tani berdasarkan dusun berapa mereka tinggal," ungkap Nasir sapaanya.

Ditambahkanya, di desanya saat ini ada sembilan pengurus KWT yang sudah di bentuk yang berisikan oleh IRT yang bisa mengisi waktu luangnya.

BACA JUGA:6 Manfaat Daun Pepaya Untuk Kesehatan Tubuh, Salah Satu Manfaatnya Dapat Mencegah Kanker

BACA JUGA:Pedagang Pepaya di Lubuklinggau, Sehari Bisa Menjual Puluhan Kg Buah Pepaya

Sehingga selain mengurus keluarganya, ia bisa membantu keuangan  keluarganya dengan menjual keripik dari pepaya dan bayam.

Kita berharap kepada pemerintah atau dinas terkait bisa memfasilitasi pengurus KWT agar bisa mengmbangkan usahanya, baik dalam pembuatannya dan bidang pemasarannya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan