Usai Alami Kenaikan Harga yang Cukup Tinggi, Kopi di Musi Rawas Harganya Kembali Turun
Salah satu Petani kopi Di Desa Batu Gane, Kecamatan Selangit, Kabupaten Mura saat memanen buah kopin dikbeun miliknya.-Foto: Apri Yadi-Linggau Pos
Jenis kopi yang ditanam oleh petani yakni jenis Kopi Robusta yang artinya kuat sesuai dengan namanya, karakteristik kopi robusta memiliki rasa yang sangat kuat, dengan rasa yang lebih pahit jika dibandingkan dengan kopi arabika.
“Kopi ini sangat disukai kalangan masyarakat khususnya pencinta kopi," jelas Linda.
BACA JUGA:Pecinta Kopi di Lubuklinggau Keluhkan Harga Kopi Tinggi, Ini Alasannya
BACA JUGA:Harga Kopi Tinggi Selamatkan Perekonomian Petani di Lubuklinggau
Untuk pemasaran sendiri petani banyak jual kepada pengepul, lalu pengepulnya jual di Gudang Kota Lubuk Linggau atau Bengkulu.
Sebagian petani mereka juga ada yang langsung mengelola biji kopi menjadi kopi bubuk, untuk di Kecamatan Selangit seperti kopi selangit, Kopi Jahe dan kopi Pinang di Desa Sukakarya, Kopi Jahe Taba Remanik, Kopi original di Kecamatan TPK dan Kopi Jayaloka.
“Dinas Perkebunan sendiri dalam rangka membantu petani kopi, telah mengucurkan bantuan bibit kopi kepada Petani Musi Rawas melalui kelompok tani” tegas Linda.
Untuk ciri-ciri kopi yang baik yakni kopi yang di petik semua merah, namun kebanyakan petani kita kalau memetik kopi campuran dari kopi yang sudah tua hinggah masak.
BACA JUGA:Harga Kopi Melonjak Tinggi Petani Kopi Rela Tidur di Kebun
BACA JUGA:Bisa Beli Mobil Pajero! Kenaikan Harga Kopi Melejit Rp60 Ribu Per 1Kg 2024
Sementara itu dalam proses panen kopi robusta, tanaman siap panen biasanya berumur sekitar 3-4 tahun.
Sementara jarak panen kopi jenis ini akan dilakukan setelah 8-9 bulan setelah tanaman kopi mulai berbunga.
“Bahkan dalam satu tahun, kegiatan panen bisa dilakukan sebanyak dua kali, yakni panen awal dan panen raya," tambahnya.
Pihaknya berharap petani kopi bisa terus menjaga kualitas kopinya dengan memanen saat buah sudah masak dan memerah.