Mulai Masuk Musim Tanam, Petani di Tugumulyo Musi Rawas Tak Lagi Tanam Padi Serentak
Selamet, Petani Desa E Wonokerto Kecamatan Tugumulyo, sedang melakukan pembersihan Ptanaman padi miliknya, Sabtu 14 Desember 2024 -Foto : MUSLIMIN-
MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Pasca panen raya pada September 2024, kini petani Desa E Wonokerto Kecamatan Tugumulyo di Kabupaten Musi Rawas (Mura) kembali memasuki masa tanam.
Petani kini disibukan mempersiapkan lahan sawah mereka untuk di tanaman padi yang baru.
Namun ternyata, masa tanam kali ini petani disana tak lagi menanam padi dengan cara serentak. Saat ini ternyata juga ada para petani yang sudah melakukan penanaman padi.
Selamet, salah seorang Petani di Desa E Wonokerto Kecamatan Tugumulyo, saat dibincangi mengakui jika pada musim tanam kali ini para petani di desanya tidak melakukan penanaman padi secara serentak, bahkan saat ini ada petani yang baru melakukan pengolahan lahan.
BACA JUGA:Persiapan Musim Tanam Padi, Ini yang Dilakukan Petani di Musi Rawas
BACA JUGA:Bantuan Pompanisasi Bantu Petani Percepat Musim Tanam
Untuk tanaman padinya sendiri jelas Selamet, saat ini sudah berusia 1 bulan.
"Untuk tanaman padi saya tinggal melakukan proses perawatan saja, seperti melakukan pembersihan galangan, pemupukan dan juga penyemprotan pada padi yang terlihat ada hamanya," jelasnya kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Sabtu 14 Desember 2024.
Pada musim tanam kali ini ungkapnya, padinya masih aman dari serangan hama. Kalaupun ada diakuinya tidak banyak hamanya, seperti ulat dan wereng.
Dirinya menyebutkan jika pada musim tanam yang lalu banyak sekali menemukan kendala, mulai dari hama wereng batang coklat, burung, sedangkan untuk penyakitnya itu ada penyakit Tungro, karena serangan hama dan penyakit tersebut terlalu masif membuat mereka tidak mendapatkan hasil panen yang maksimal.
BACA JUGA:Memasuki Musim Tanam Puluhan Burung Bangau Terlihat Di Persawahan Di Desa Air Satan Musi Rawas
BACA JUGA:Hindari Diserang Hama Wereng Setiap Musim Tanam Harus Ada Pergiliran Varietas
“Dengan luas lahan seperempat hektar jika padinya normal itu kami bisa menghasilkan gabah sebanyak 12 karung, namun karena serangan hama dan penyakit hanya mendapatkan 2 karung saja," ungkapnya.
Bahkan tak hanya dirinya saja yang mendapatkan hasil yang kurang, tetapi para petani yang lain di desanya nya juga mengalami hal yang sama. Melihat hal tersebut sepertinya di Kecamatan