Terkenal dengan Kualitasnya, Batu Bata Merah yang diproduksi Warga Desa E Wonokerto Kabupaten Mura

Terlihat Karyawan Pabrik Pembuatan Batu Bata Merah di Desa E Wonokerto sedang melakukan proses pembuatan batu bata merah -FOTO : Gilang Andika/Linggau Pos-

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID  – Tidak hanya terkenal dengan hasil pertaniannya saja, Desa E Wonokerto Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas (Mura) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), juga dikenal dengan produksi pembuatan batu bata merah.

Hal ini bisa dilihat hampir disetiap sudut rumah warga disana memproduksi batu bata merah. Tidak hanya itu, hasil produksi batu bata merah mereka ini juga terkenal memiliki kualitas yang baik.

Saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID, Sabtu 21 Desember 2024 pemilik usaha batu bata merah, Bambang mengatakan awal mula bisa membuka usaha batu bata merah, dikarenakan faktor usia yang tidak kuat untuk bertani sawah.

“Jadi untuk kerja sambilan, kepikirlah untuk membuka usaha batu bata merah dan sudah berjalan selama tujuh tahun, atau dimulai dari tahun 2017 sampai sekarang masih bertahan,” ungkap Bambang.

BACA JUGA:Melihat Sentra Pembuatan Batu Bata Merah Berkualitas Di Desa E Wonokerto Musi Rawas

BACA JUGA:5 Ide Desain Rumah Minimalis dengan Aksen Batu Bata Merah yang Vintage dan Modern

Dimana dalam satu kali produksi batu bata merah dibantu oleh enam karyawan, menghasilkan 18.000 batu bata merah dalam satu hari. Dan biasanya untuk produksi bata dilakukan selama lima hari, dimana dalam lima hari tersebut bisa menghasilkan kisaran 100.000 ribu bata merah.

Untuk 100.000 ribu batu bata merah, biasanya menghabiskan sekitar 7 mobil dump truck tanah merah, tetapi bukan hanya tanah merah saja, melainkan dicampur dengan pasir hitam sekitar 2 sampai 3 mobil. Dari bahan tersebut akan dibuat batu bata merah dengan ukuran panjang 13 Cm dan tinggi 7 sampai 8 M.

Pencampuran tanah ini dilakukan, supaya hasil batu bata merah menghasilkan bata yang kuat, karena jika tanah merah saja tidak mungkin bata menjadi kuat dan akan cepat hancur untuk bangunan.

Setelah batu bata dicetak, dilanjutkan proses penjemuran yang biasanya memakan waktu satu sampai dua puluh hari, tergantung dengan cuaca, tetapi jika cuaca panas bisa lebih cepat bata sudah selesai untuk proses penjemuran.

BACA JUGA:Melihat Proses Pembuatan Batu Bata Berkualitas di Desa H Wukirsari

BACA JUGA:Melihat Proses Pembuatan Batu Bata Berkualitas Dari Desa H Wukirsari Kabupaten Musi Rawas

Ia menambahkan, untuk batu merah yang dijual sudah sampai luar Kabupaten Mura, seperti di Sekayu, Pagar Alam, dan Bengkulu, karena memang bata yang dijual tidak bata sembarangan, melainkan bata yang memang dijaga kualitasnya.

Untuk harga batu bata dijual dengan harga Rp 300 perak untuk di Kabupaten Mura, sedangkan di Lubuk Linggau memiliki harga Rp 370 perak, dan untuk wilayah luar Provinsi bisa menjual sekitar Rp 500 perak yang sudah termasuk ongkos kirim.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan