Kisah Penjual Kerajinan Tangan di Musi Rawas, Sudah Berjualan 30 Tahun

Bermacam-macam olahan kerajinan tangan di toko Muzamil, di Pasar O Mangun Harjo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi Rawas, Minggu 29 Desember 2024- FOTO : Gilang Andika-

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Seiring dengan perkembangan teknologi seperti sekarang, para pengrajin tangan dan penjual juga dihadapkan pada tantangan untuk beradaptasi di era digital.

Banyak para penjual kerajinan tangan yang sampai gulung tikar, karena tidak bisa bersaing di era digital modern seperti saat ini.

Salah seorang penjual kerajinan tangan berupa anyaman bambu yang masih bertahan sampai saat ini yaitu, Muzamil di Pasar O Mangun Harjo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi Rawas (Mura).

Saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID, Minggu 29 Desember 2024 Muzamil mengatakan untuk usaha jualan kerajinan tangan sudah dari 1985, jadi sudah berjalan selama tiga puluh tahun.

BACA JUGA:Penjual Arang di Musi Rawas Jelang Tahun Baru Bisa Menjual Ratusan Bungkus Arang

BACA JUGA:Musim Rambutan Membawa Berkah untuk Penjual Buah di Musi Rawas

“Awal bisa membuka usaha kerajinan tangan, karena mendapat istri orang sini dan menikah pada 1984, akhirnya memutuskan untuk membuka usaha kerajinan tangan,” ungkap Muzamil.

Dari situlah, ia memulai usaha menjual kerajinan tangan dari toko yang masih kecil bersama sang istri, yang dimulai dari nol. Hingga akhirnya ia dikarunia tiga orang anak perempuan.

Namun dari usahanya menjual hasil kerajinan tangan, Muzamil bisa membesarkan mereka sampai anaknya berumah tangga dan mempunyai usah sendiri, seperti usaha penyedia ayam sudah jadi ke rumah makan.

Ia menambahkan, selama membuka usaha kerajinan tangan yang sudah berjalan tiga puluh tahun, sangat banyak rintangan yang dihadapi. Seperti pasang surutnya orang yang membeli dagangan nya, dan permasalahan lainnya. Tetapi itu semua bisa ia hadapi sehingga masih bertahan sampai sekarang.

BACA JUGA:Penjual Pentol Bakso Kuah di Desa F Trikoyo Musi Rawas, Sehari Bisa Meraup Omzet Jutaan

BACA JUGA:Terinspirasi dari Youtube, Penjual Es Susu Kedelai di Desa A Widodo Musi Rawas Sehari Bisa Menjual 70 Cup

menambahkan, untuk sekarang penjualan sangat turun drastis atau sepi pembeli, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena, pada tahun sebelumnya ia bisa meraup omset dalam sehari sekitar Rp 600.000 samapi Rp 700.000, tetapi untuk sekarang hanya Rp 200.000, itu juga tidak setiap hari ada yang beli.

Meskipun begitu, ia tetap bersyukur karena masih bisa diberikan rezeki untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, meskipun tidak sebanyak dulu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan