Tingkatkan Ekonomi Keluarga, Warga B Srikaton Musi Rawas Terapkan Sistem Tanam Tumpangsari

Reporter: MUSLIMIN |

Editor: RIENA FITRIANI MARIS |

Senin , 27 Jan 2025 - 19:04

Tanaman tumpang sari mentimun dan tanaman cabai milik Sutrisman -Foto : Muslimin-

tingkatkan ekonomi keluarga, warga b srikaton musi rawas terapkan sistem tanam tumpangsari                             musi rawas, koranlinggaupos.id – menggunakan sistem tanam tumpang sari atau menanam dua jenis tanaman di satu lahan saat ini banyak dilakukan oleh para petani, dengan dua kombinasi dua jenis tanaman tersebut diharapkan akan meningkatkan penghasilan petani.
umumnya kombinasi tanaman dalam sistem tumpangsari seperti cabai dengan mentimun dan cabai dengan tanaman tomat.
sutrisman warga kelurahan b srikaton, salah satu petani yang melakukan tanaman tumpangsari. ia menyatakan dengan melakukan tanam tumpangsari itu banyak keunggulannya, seperti dengan luas lahan sekitar seperempat bahu, dirinya berhasil menanam tanaman mentimun dengan tanaman cabai.
selain itu budidaya tanaman merupakan salah satu cara yang efektif untuk memanfaatkan lahan secara maksimal dan mendapatkan hasil yang optimal, saat ini menanam tanaman dengan cara tumpang sari semakin populer di kalangan petani.
baca juga:inovatif dan kreatif, ro’atun warga dusun 1 desa ciptodadi musi rawas, sulap daun kelor jadi cemilan enak
baca juga:aquascape semakin diminati, warga musi rawas ini bisa raup cuan jutaan rupiah 
menurutnya, menanam tanaman mentimun dan cabai merupakan dua tanaman yang sering dibudidayakan oleh para petani karena kedua tanaman ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
 seperti tanaman buah mentimun sendiri banyak digunakan dalam berbagai masakan kemudian waktu panennya sendiri juga memiliki waktu yang singkat.
"sementara itu tanaman cabai juga memiliki peran penting dalam setiap masakan, karena kebanyakan masakan itu membutuhkan cabai, sehingga dengan begitu permintaan akan cabai selalu tinggi," jelasnya kepada koranlinggaupos.id, minggu 25 januari 2025.
dengan menanam tanaman sistem tumpang sari antara tanaman cabai dengan mentimun secara bersama-sama di satu tempat petani dapat mengurangi resiko kerugian akibat serangan hama atau penyakit, karena hama yang menyerang satu jenis tanaman tidak selalu akan menyerang jenis tanaman lainnya.
baca juga:dari iseng, gendon warga musi rawas sukses kembangkan usaha jual bibit ikan
baca juga:warga berharap jembatan gantung moneng sepati dibangun permanen
setelah melakukan olah lahan dirinya menanam tanaman mentimun terlebih dahulu, sebanyak 800 batang tanaman mentimun, jadi jarak waktu tanam mentimun dengan tanaman cabai itu sekitar 15 hari.
"jadi untuk saat ini tanaman mentimun ini sudah dipanen sebanyak 12 kali dalam satu kali panen itu sekitar 300 kg, ini juga sudah mulai turun kalau waktu panen agungnya kemarin itu sampai dalam kali panen itu sekitar 500 kg," ungkapnya.
tanaman mentimun ini jika perawatannya nya bagus itu bisa di panen sampai dengan 20 kali lebih, untuk harga saat ini buah mentimun itu lumayan ada peningkatan dari sebelumnya hanya laku rp 1.500 per kilonya saat ini sudah sekitar rp 2.000 harga ditingkat petani.
hasil dari tanaman mentimun itu dapat dialokasikan ke tanaman cabai, seperti untuk membeli obat-obatan dan pupuk, karena tanaman cabai ini sangat besar modalnya, dengan dilakukan sistem tumpangsari ini bisa menutupi biaya untuk tanaman yang satunya.
baca juga:tps ditutup warga desa d tegalrejo musi rawas, senang tak lagi cium bau tak sedap
baca juga:berjualan susu kedelai, wahyudi warga musi rawas berhasil raup cuan jutaan rupiah
“setelah tanaman mentimun ini tidak menghasilkan lagi maka tanaman ini akan kita bersihkan sementera itu tanaman cabainya juga sudah berbuah, dan tidak begitu lama tanaman cabe nya juga siap dipanen, “jelasnya lagi.
yang jelas harapan kami kedepannya harga mentimun dan cabai ini bisa stabil karena saat ini harga seringkali turun naik sehingga kami para petani merasa selalu was-was apa lagi turunnya harga menjelang masa mau panen.
seperti beberapa waktu yang lalu harga mentimun hanya di hargai sekitar rp 1.500 per kilonya, sedangkan cabai juga sempat turun juga, kami berharap adanya pasar yang bisa menampung hasil panen kami yang lebih besar sehingga kami dapat menjual hasil tanaman dengan harga yang stabil harapnya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, SELASA, 28 JANUARI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan