Kreatif, Warga Musi Rawas ini Berhasil Kembangan Usaha Pembuatan Tiwul
Srimulyani sedang mengecek singkong yang dikukus untuk dijadikan tiwul -FOTO : GILANG ANDIKA-
MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Masyarakat di Dusun II Desa Sitiharjo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas (Mura), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) semakin kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan potensi hasil pertanian di daerahnya.
Salah satu contohnya dengan mengembangkan usaha pembuatan tiwul, makanan tradisional yang terbuat dari bahan utama singkong.
Saat dibincangi KORALINGGAUPOS.ID, Minggu 2 Februari 2025, salah seorang pengusaha pembuatan tiwul Srimulyani mengatakan, usaha pembuatan tiwul dimulai dari tahun 2010.
“Untuk awal pembuatan usaha tiwul, dimulai dari pulau Jawa tepatnya di Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Sebenarnya untuk usaha pembuatan tiwul merupakan usaha turun menurun dari orang tua,” ungkap Srimulyani.
BACA JUGA:Karyawan PT Timah Viral Hina Honorer Pengguna BPJS, Ini Respons Perusahaan dan Rincian Gajinya
Karena orang tua sudah tidak muda lagi, akhirnya disuruh untuk melanjutkan usaha rumahan pembuatan tiwul, dan diajarkan cara pembuatannya.
Barulah setelah sudah belajar dan berkeluarga, memutuskan untuk merantau ke pulau Sumatera, tepatnya di Kabupaten Musi Rawas, sembari melanjutkan usaha dari orang tua.
Awal pemasaran, tentunya tidak semudah waktu di Jawa, karena di sini termasuk banyak masyarakat yang memiliki usaha pembuatan tiwul.
“Meskipun begitu kami tidak putus asa, karena yakiin dengan rasa dan kualitas dari jualan kami bisa bersaing dipasaran untuk menjual tiwul,” jelasnya.
BACA JUGA:THR Idul Fitri 2025 Bakal Dipercepat, Begini Dampaknya bagi Pekerja dan Pengusaha
BACA JUGA:KUR Pegadaian 2025 Siap Jadi Solusi Modal Usaha Tanpa Agunan untuk Pengusaha Pemula
Dengan tekat yang ditekuni, akhirnya lambat laun ia memiliki pelanggan dan pemasaran yang tetap. Ia kini bisa membuat 30 kilogram sampai 50 kilogram tiwul dalam sehari.
Ia menambahkan, untuk tiwul yang dijual hanya rasa original. Yang dipasarkan ke warung-warung, tetangga dan pasar tradisional. Dengan harga jual bervariasi mulai dari Rp 3.000, Rp 5.000 sampai Rp 10.000.