Antara Hiburan dan Ancaman Ekosistem: Monyet Bukit Sulap dan Kebiasaan Pemberian Makanan oleh Warga

Reporter: MEIDI R |

Editor: SULIS |

Senin , 07 Apr 2025 - 19:13

Keseruan warga memberi makan monyet di dekat Objek Wisata Bukit Sulap, Jl Bengawan Solo, Kelurahan Ulak Surung, Kecamatan Lubuk Linggau Utara 2. -Foto: Meidi-koranlinggaupos.id

KORANLINGGAUPOS.ID – Bukit Sulap menjadi salah satu destinasi wisata alam unggulan yang berada di jantung Kota Lubuk Linggau, Provinsi Sumatera Selatan.

Lokasinya yang strategis, tepatnya di Jalan Bengawan Solo, Kelurahan Ulak Surung, Kecamatan Lubuk Linggau Utara II, menjadikan tempat ini mudah diakses oleh warga maupun wisatawan dari luar kota.

Selain menawarkan panorama alam yang memukau, Bukit Sulap juga berada dalam kawasan hutan lindung yang termasuk dalam wilayah konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang merupakan salah satu taman nasional terbesar di Indonesia.

Keasrian dan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya menambah nilai ekologis kawasan ini, menjadikannya bukan hanya sekadar tempat rekreasi, tetapi juga kawasan penting untuk pelestarian lingkungan.

Salah satu hal yang paling menarik perhatian pengunjung di Bukit Sulap adalah keberadaan kawanan monyet liar yang hidup secara bebas dan alami.

Populasi primata ini cukup banyak, dan mereka telah menjadi bagian dari keseharian pemandangan di sana.

Setiap sore, terutama menjelang matahari terbenam, puluhan ekor monyet sering kali turun dari pepohonan menuju kaki bukit.

Kebiasaan monyet-monyet ini turun ke area bawah bukit selalu menarik perhatian warga.

Biasanya, mulai dari pukul 16.00 hingga sekitar pukul 17.30 WIB, pengunjung akan menyaksikan aktivitas para monyet yang berkeliaran di sekitar jalan, pagar, atau pepohonan rendah.

Banyak warga yang sengaja berhenti sejenak, baik untuk sekadar mengamati perilaku lucu satwa tersebut maupun untuk memberikan makanan berupa buah-buahan dan camilan lainnya.

antara hiburan dan ancaman ekosistem: monyet bukit sulap dan kebiasaan pemberian makanan oleh warga                            koranlinggaupos.id – bukit sulap menjadi salah satu destinasi wisata alam unggulan yang berada di jantung kota lubuk linggau, provinsi sumatera selatan. 
lokasinya yang strategis, tepatnya di jalan bengawan solo, kelurahan ulak surung, kecamatan lubuk linggau utara ii, menjadikan tempat ini mudah diakses oleh warga maupun wisatawan dari luar kota.
selain menawarkan panorama alam yang memukau, bukit sulap juga berada dalam kawasan hutan lindung yang termasuk dalam wilayah konservasi taman nasional kerinci seblat (tnks), yang merupakan salah satu taman nasional terbesar di indonesia.
keasrian dan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya menambah nilai ekologis kawasan ini, menjadikannya bukan hanya sekadar tempat rekreasi, tetapi juga kawasan penting untuk pelestarian lingkungan.
baca juga:sampah di tepi jalan wisata bukit sulap telah dibersihkan
baca juga:bukit sulap tak terawat, perbaikan direncanakan tahun ini
salah satu hal yang paling menarik perhatian pengunjung di bukit sulap adalah keberadaan kawanan monyet liar yang hidup secara bebas dan alami. 
populasi primata ini cukup banyak, dan mereka telah menjadi bagian dari keseharian pemandangan di sana.
setiap sore, terutama menjelang matahari terbenam, puluhan ekor monyet sering kali turun dari pepohonan menuju kaki bukit.
kebiasaan monyet-monyet ini turun ke area bawah bukit selalu menarik perhatian warga.
baca juga:tepi jalan objek wisata bukit sulap lubuk linggau penuh sampah
baca juga:moyet turun dari bukit sulap menjadi dayatarik tersendiri bagi warga 
biasanya, mulai dari pukul 16.00 hingga sekitar pukul 17.30 wib, pengunjung akan menyaksikan aktivitas para monyet yang berkeliaran di sekitar jalan, pagar, atau pepohonan rendah. 
banyak warga yang sengaja berhenti sejenak, baik untuk sekadar mengamati perilaku lucu satwa tersebut maupun untuk memberikan makanan berupa buah-buahan dan camilan lainnya.
monyet di bukit sulap yang menarik perhatian warga. -foto: meidi-koranlinggaupos.id
“jumlah monyet yang turun bisa mencapai sekitar 40 ekor. mereka sudah terbiasa menunggu kedatangan warga yang rutin memberi makan,” ujar ade, seorang warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi, saat diwawancarai oleh koranlinggaupos.id beberapa waktu lalu.
menurut ade, fenomena ini sudah berlangsung cukup lama dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung bukit sulap, terutama saat sore hari.
baca juga:sampah menumpuk di objek wisata bukit sulap diduga jadi tempat membuang sampah
baca juga:sambut tahun baru pt linggau bisa bersihkan objek wisata alam bukit sulap
ia menyebut bahwa hampir setiap hari kawasan tersebut mulai dipadati warga yang penasaran ingin melihat interaksi langsung dengan satwa liar tersebut.
“biasanya kawasan ini mulai ramai setelah jam empat sore. banyak yang datang hanya untuk melihat dari dekat atau memberikan makanan. kadang juga ada yang mengabadikan momen tersebut dengan ponsel mereka,” tambahnya.
meskipun telah ada papan peringatan yang secara jelas melarang pengunjung memberi makan satwa liar, kenyataannya imbauan tersebut masih sering diabaikan.
kebanyakan warga yang datang mengaku ingin berinteraksi langsung dengan monyet-monyet tersebut, yang kerap menampilkan tingkah lucu dan menarik.
baca juga:dua wakil rakyat kota lubuk linggau dukung rencana revitalisasi pasar bukit sulap
baca juga:pemkot rencanakan akan merenovasi pasar bukit sulap begini konsepnya 
kebiasaan memberi makan ini sebenarnya dapat berdampak buruk terhadap perilaku alami satwa.
monyet-monyet menjadi terlalu bergantung pada manusia dan kehilangan naluri alaminya dalam mencari makan di habitatnya sendiri. 
selain itu, risiko penularan penyakit dari manusia ke satwa, atau sebaliknya, juga semakin besar apabila kontak langsung dibiarkan tanpa pengawasan.
biasanya, setelah merasa kenyang, kawanan monyet akan kembali naik ke bukit dan menghilang di antara pepohonan. 
baca juga:air terjun dadakan di bukit sulap, fenomena alam yang menarik perhatian warga
baca juga:inclinator bukit sulap beroperasi lagi, pengunjung mulai ramai tipi tetap hati-hati
namun keesokan harinya, mereka akan turun kembali di waktu yang sama, seolah telah memiliki jadwal tetap untuk menyambut para pemberi makan.
pemerintah setempat diharapkan dapat lebih aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan tidak membiasakan satwa liar menerima makanan dari manusia. 
dengan upaya bersama, bukit sulap dapat terus menjadi tempat wisata yang alami dan berkelanjutan, sekaligus habitat yang aman bagi flora dan fauna yang hidup di dalamnya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, SELASA, 8 APRIL 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan