Melatih Kemampuan Sosial Anak di Rumah ala Psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi
Psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi -Foto: Dok. TikTok TigaGenerasi-
KORANLINGGAUPOS.ID - Di tengah era digital yang semakin mendominasi kehidupan sehari-hari, tantangan dalam membentuk kemampuan sosial anak menjadi semakin kompleks.
LAPORAN YULMI PRANSISKA, LUBUK LINGGAU
Terlebih ketika anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, baik karena kebijakan pembelajaran jarak jauh, libur sekolah, atau alasan lainnya.
Dalam situasi seperti ini, peran orang tua menjadi sangat krusial untuk memastikan anak tetap berkembang secara sosial.
BACA JUGA:Kenali Fenomena Toxic Achievement: Ketika Prestasi Menjadi Beban Psikologis Anak
BACA JUGA:Rahasia Quality Time yang Akan Dikenang Anak Hingga Dewasa ala Psikolog Samanta Elsener
Psikolog anak dan keluarga, Saskhya Aulia Prima, M.Psi, membagikan empat strategi efektif yang dapat diterapkan orang tua untuk melatih kemampuan sosial anak selama berada di rumah.
Langkah pertama yang ditekankan oleh Saskhya adalah pentingnya memberi contoh kepada anak untuk fokus saat berinteraksi. Dalam praktiknya, ini berarti orang tua perlu menunjukkan perhatian penuh saat berbicara atau bermain dengan anak, tanpa terganggu oleh aktivitas lain seperti mengecek ponsel atau menonton televisi.
Dengan menciptakan momen interaksi yang bebas dari distraksi, anak akan belajar menghargai komunikasi dua arah dan membangun empati terhadap lawan bicaranya.
Strategi kedua adalah mengajak anak bermain peran. Aktivitas ini bukan hanya menyenangkan, tetapi juga sangat bermanfaat untuk melatih anak menghadapi berbagai situasi sosial. Misalnya, bermain peran sebagai kasir dan pembeli, guru dan murid, atau dokter dan pasien.
BACA JUGA:Yuk Biasakan Anak Kontrol Gula Sejak Dini ala Psikolog Aretha E. Ulitua
BACA JUGA:Psikolog Tiara Erlita Ungkap 4 Cara Efektif Merespon Anak Saat Menangis
Melalui permainan ini, anak dapat belajar cara menyapa, menanggapi, meminta tolong, atau menyelesaikan konflik secara konstruktif.
Bermain peran juga membantu anak memahami perspektif orang lain dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara verbal maupun non-verbal.