Melayang di Rumah Allah: Tragedi di Masjid Agung Sibolga dan Refleksi Nilai Pancasila

Nur Azizah, Mahasiswi Institut Teknologi Muhamadiyah Sumatera--

KORANLINGGAUPOS.ID - PERISTIWA tragis terjadi di Masjid Agung Sibolga, ketika seorang pemuda bernama Arjuna ditemukan tewas setelah mengalami penganiayaan saat beristirahat di dalam masjid. 

Tempat yang seharusnya menjadi rumah kedamaian bagi umat justru berubah menjadi lokasi duka dan keprihatinan mendalam.

Korban adalah seorang pemuda yang diduga hanya ingin beristirahat di rumah ibadah, sedangkan pelaku adalah oknum yang seharusnya menjaga ketertiban namun justru

melanggar nilai kemanusiaan. Masyarakat sekitar dan pengurus masjid pun kini ikut menjadi saksi atas tragedi yang mengguncang hati banyak orang.

BACA JUGA:Keutamaan Sabar Terhadap Takdir Allah Antaranya Pahala Tanpa Batas

BACA JUGA:Allah Bersumpah Dengan Makhluk Menunjukkan Keagungan dan Kemuliaan Makhluk

Kejadian ini terjadi baru-baru ini di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara — sebuah tempat yang selama ini dikenal sebagai pusat aktivitas keagamaan dan sosial masyarakat setempat.

Tragedi ini muncul akibat menurunnya rasa empati, sikap saling menghargai, dan pemahaman terhadap makna rumah ibadah. Di tengah arus kehidupan modern yang keras, sebagian orang tampak kehilangan kepekaan sosial, hingga nilai-nilai kemanusiaan tergeser oleh ego dan kesalahpahaman.

Kejadian ini bukan hanya soal hukum, tetapi soal kemanusiaan. Di balik dinding masjid yang sakral, tersimpan pertanyaan besar: apakah kita masih memegang nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas yang diajarkan agama dan Pancasila? Masjid yang seharusnya jadi tempat tenang dan aman justru menjadi saksi kekerasan.

Kejadian ini menunjukkan bahwa kita mulai lupa pada nilai-nilai Pancasila yang seharusnya hidup dalam diri setiap warga.

BACA JUGA:Hindari Mencubit Anak Akan Dimintai Pertanggungjawaban Oleh Allah di Hari Kiamat

BACA JUGA:Menghadap Allah di Tengah Godaan Dunia: Muhasabah Diri Melawan Ambisi Hampa

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajarkan kita untuk menghormati rumah ibadah dan sesama ciptaan Tuhan. Tapi kenyataannya, kekerasan justru terjadi di tempat suci.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengingatkan bahwa siapa pun berhak diperlakukan dengan hormat, bukan dengan kekerasan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan