Tiga Cara Menangani Bullying pada Anak ala Psikolog Citra Aulia
Psikolog Citra Aulia, M.Psi -Foto : Dok. TikTok Bee Genius Tumbuh Kembang-
LUBUK LINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID — Bullying masih menjadi salah satu tantangan besar dalam dunia pendidikan dan tumbuh kembang anak.
Dampaknya tidak hanya terasa secara fisik, tetapi juga bisa mengganggu kesehatan mental dan emosional anak dalam jangka panjang.
Menyikapi hal ini, Psikolog Anak dan Keluarga, Citra Aulia, M.Psi., membagikan tiga langkah penting yang bisa dilakukan orang tua untuk menangani kasus bullying yang menimpa anak-anak mereka.
Langkah pertama yang ditekankan oleh Citra Aulia adalah pentingnya kepekaan orang tua dalam mengenali perubahan perilaku anak. Menurutnya, anak yang menjadi korban bullying sering menunjukkan tanda-tanda yang tidak biasa, seperti:
BACA JUGA:Nutrisi Seimbang, Kunci Tumbuh Kembang Otak Anak Perspektif Psikolog Irma Gustiana
Perubahan pola makan (menjadi tidak nafsu makan atau makan berlebihan), menjadi lebih pendiam dan menarik diri dari lingkungan serta menolak pergi ke sekolah tanpa alasan yang jelas.
“Kalau orang tua merasa anaknya berubah, misalnya jadi susah makan, lebih pendiam, atau tiba-tiba nggak mau sekolah, itu bisa jadi sinyal awal.
Orang tua bisa mulai dengan bertanya secara lembut dan terbuka, ‘Ada kendala apa ya di sekolah?’ supaya anak merasa aman untuk bercerita,” jelas Citra.
Dengan menciptakan ruang komunikasi yang aman dan tidak menghakimi, anak akan lebih mudah terbuka mengenai pengalaman tidak menyenangkan yang mereka alami di sekolah.
BACA JUGA:Empat Aturan Bijak Penggunaan Gadget untuk Anak Perspektif Psikolog
BACA JUGA:Solusi Hadapi Anak Lebih Suka Gadget ala Psikolog Tiara Erlita
Langkah kedua yang tak kalah penting adalah membangun rasa percaya diri dan harga diri anak (self-worth). Citra menyarankan agar orang tua secara konsisten menunjukkan kasih sayang, memberikan pujian yang tulus, dan membantu anak menyadari kelebihan-kelebihan yang mereka miliki.
“Anak yang punya self-worth yang kuat akan lebih tahan terhadap tekanan sosial. Mereka nggak gampang minder atau merasa rendah diri ketika di-bully, karena mereka tahu bahwa mereka berharga,” ujar Citra.