PGRI Lubuk Linggau : Perkuat Kerjasama Didik Siswa, Sekolah dan Orang Tua Bakal Buat Perjanjian Khusus

Ketua PGRI Kota Lubuk Linggau, Al Rasyid, S. Pd -Foto : Dok. Pribadi -

LUBUK LINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Lubuk Linggau, Al Rasyid, S.Pd, memberikan imbauan tegas terkait maraknya kasus bullying yang belakangan ini kembali mencuat. 

Ia menekankan pentingnya pengendalian emosi bagi para siswa serta kehati-hatian guru dalam menyikapi setiap permasalahan yang muncul di lingkungan pendidikan.  

Dalam pesannya, Al Rasyid mengingatkan para siswa agar tidak menyelesaikan setiap masalah dengan cara emosional. Menurutnya, sikap arogan terhadap teman hanya akan menimbulkan masalah baru, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. 

Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua PGRI Kota Lubuk Linggau, Al Rasyid, S. Pd  saat dibincangi oleh wartawan KORANLINGGAUPOS.ID, Selasa 9 Desember 2025.

BACA JUGA:Bupati Muba: PGRI dan KORPRI Terbukti Proaktif dan Dinamis

BACA JUGA:Sukseskan HUT KORPRI dan PGRI ke-80, Minta Kerjasama OPD

“Jangan mudah terpengaruh hasutan orang lain yang ingin merusak masa depan. Pikirkan dampaknya sebelum bertindak, karena jika sudah terjadi akan menimbulkan permasalahan baru,” ujarnya.  

Ia menekankan bahwa setiap permasalahan sebaiknya disikapi dengan kepala dingin. Kesabaran dan kemampuan mengendalikan diri menjadi kunci agar siswa tidak terjebak dalam tindakan yang merugikan.  

Al Rasyid menegaskan bahwa kasus bullying bukan hanya terjadi di Kota Lubuk Linggau, melainkan sudah menjadi fenomena nasional. 

“Kasus bullying terhadap sesama siswa banyak terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Ini bukan masalah lokal semata, melainkan masalah besar yang harus kita tangani bersama,” katanya.  

BACA JUGA:Peringati HGN dan HUT PGRI ke-80, SDN Taba Tengah Musi Rawas Gelar Upacara dan Nobar

BACA JUGA:UNPARI Peringati HUT PGRI ke-80 dan Hari Guru Nasional, Rektor Rudi Erwandi: Pendidik itu Ibarat Kopi

Menurutnya, banyak kasus viral yang terjadi di luar sekolah, namun karena pelaku maupun korban mengenakan seragam, sekolah seringkali menjadi pihak yang disalahkan. 

“Hampir rata-rata kejadian itu terjadi di luar sekolah. Jangan serta-merta menyalahkan sekolah, karena perlindungan anak tidak hanya berlaku di jam sekolah saja,” jelasnya.  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan