Suka Makan Manis, Bahaya Loh Buat Tubuh

Konsumsi gula berlebihan bukanlah penyebab langsung muncul penyakit diabetes melitus tapi bisa menjadi faktor pemicu terjadinya kenaikan berat badan yang akhirnya bisa membuat seseorang terkena penyakit yang dikenal sebagai juga sebagai kencing manis itu.-Foto : Dokumen-Kemenker RI

SUKA Makan manis ? Hati-hati loh, karena jika berlebihan bisa membahayakan kesehatan tubuh. Kini sudah waktunya kalian atur konsumsi makanan manis yang masuk kedalam tubuh. 

KORANLINGGAUPOS.ID - Seringkali kita tergiur mengkonsumsi makanan manis, karena sering kali makanan-makanan yang mengandung gula itu mengundang selera dan dikemas dengan menarik sehingga membuat orang yang mengonsumsinya ketagihan. Padahal ada hal yang patut diwaspadai oleh masyarakat di balik kenikmatan makanan tinggi gula tersebut. 

“Di balik sensasi rasa yang manis, yang menggoda, tersembunyi ancaman yang dapat merusak kesehatan tubuh secara perlahan-lahan,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, S. Kp., M. Kes., yang dikutip KORAN LINGGAUPOS dari laman Kemenkes RI.

Menurut Diabetes UK, organisasi di Inggris yang mengedukasi masyarakat tentang penyakit diabetes, menyatakan bahwa gula tidak berperan sebagai faktor risiko lahirnya penyakit diabetes tipe-1. Untuk diabetes tipe-2 yang lebih kompleks, konsumsi gula berlebihan bukanlah penyebab langsung muncul penyakit diabetes melitus tapi bisa menjadi faktor pemicu terjadinya kenaikan berat badan yang akhirnya bisa membuat seseorang terkena penyakit yang dikenal sebagai juga sebagai kencing manis itu.

BACA JUGA:7 Bahaya Minuman Manis Bagi Kesehatan Anak yang Wajib Diketahui Para Orang Tua

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi kegemukan di Indonesia mengalami peningkatan, dari 10,5 persen pada 2007 menjadi 14,8 persen pada 2013 dan 21,8 persen pada 2018. Menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023, angka obesitas di Indonesia meningkat menjadi 23,4 persen.

Eva Susanti mengatakan, kebiasaan mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, karbohidrat tinggi, gula tinggi ,dan tinggi tepung akan dapat menyebabkan munculnya resistensi insulin.

Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas yang memungkinkan pengaturan pengambilan glukosa. Hormon ini dilepaskan sebagai respons terhadap peningkatan kadar glukosa dalam darah dan memungkinkan sel-sel individu mengambil glukosa dari darah untuk metabolismenya.

Sementara itu, kata Eva, konsumsi makanan maupun minuman manis dalam jumlah banyak akan menyebabkan penumpukan gula yang melebihi kebutuhan yang diperlukan tubuh untuk memproduksi hormon insulin. Akibatnya, ketika diperiksa, kadar gula dalam darah tinggi melebihi normal dan terindikasi mengalami penyakit diabetes tipe 2.

BACA JUGA:Inilah 10 Manfaat Teh Manis Bagi Kesehatan Tubuh, Yuk Simak Disini!

“Konsumsi gula yang terus menerus akan menyebabkan resistensi insulin, ketika tubuh tidak bisa menggunakan insulin secara efektif, sehingga kemungkinan akan terkena risiko mengalami diabetes apabila tidak diimbangi dengan aktivitas fisik,” ujar Eva.

Menurut Eva, kelebihan gula yang banyak pada tubuh juga bisa menjadi salah satu faktor risiko seseorang terkena penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi. Gula yang banyak nantinya akan menumpuk di dalam sel tubuh dan akan menjadi lemak sehingga membuat tekanan darah meningkat. Untuk mengalirkan darah ke sel tubuh kita perlu memompa lebih berat karena banyaknya lemak yang ada di tubuh.

Untuk itu, Eva menyarankan agar masyarakat mengonsumsi gula setiap hari sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni sebanyak 10 persen dari total energi (200 kilo kalori) atau setara dengan empat sendok makan atau 50 gram per hari bagi setiap orang. Kesadaran akan bahaya konsumsi gula berlebihan sangatlah penting agar orang dapat terhindar dari penyakit serius seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan lainnya.

Meskipun gula berbahaya bagi kesehatan, namun orang tidak disarankan untuk meninggalkan konsumsi gula karena untuk energi dalam tubuh tetap membutuhkan glukosa. Eva mengatakan, terkadang ada penderita diabetes yang salah memandang penyakit kencing manis ini dengan langsung berhenti mengonsumsi gula, padahal jika itu dilakukan justru bisa menyebabkan hipoglikemia, yakni kondisi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan