Petani Jagung Ngeluh Harganya Murah, Ini Harapannya Kepada Pemkab Musi Rawas

Warga Desa Tribina Bali Putu Mara 69 Tahun sendang menjemur jagung hasil panennya di halaman pengilingan padi di Dusun Tribina Bali Desa Suro Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas, Ahad 3 Maret 2024.-Foto : Muslimin/Linggau Pos -

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Warga Dusun Tribina Bali Desa Suro Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengeluh karena harga jagung kering sangat murah. 

Sementara itu harga pupuk dan obat-obatan sangat mahal, serta ditambah naiknya harga  kebutuhan pokok .

Saat diwawancarai KORANLINGGAUPOS.ID Ahad 3 Maret 2024 tentang harga jagung, Putu Mara 69 tahun Warga Dusun Tribina Bali Desa Suro Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas, mengeluh turunnya harga jangung saat ini. "Jangankan mau untung, balik modal saja sudah bersyukur," katanya.

Saat ditanya kapan mulai menjadi petani jangung, kalau bertani jagung ini sudah lumayan lama sekitar tahun 2000. "Dulu saya petani padi sawah, karena tidak mendapat air lagi untuk dialiri ke sawah jadi terpaksa tanam jagung," ucapnya.

BACA JUGA:Masalah Blank Spot di Kawasan Agropolitan Centre Segera Diatasi

Sebenarnya petani di sini Dusun Tribina Bali lebih senang menanam padi. Namun karena saluran irigasi tidak ada air jadi terpaksa menanam jagung. "Mau tidak mau dari pada mati kelaparanya maka kita lakukakan  tanam jagung. Kalau dulu air irigasi lancar sampai sini kami, pasti masih nanam padi," akunya.

Menurutnya soal mengelolah lebih gampang tanaman jagung dari pada padi sawah. Kalau jagung itu tidak terlalu ribet. memberi pupuk pertama dari tanam umur 14 hari setelah tanam (HST). Kemudian  memupuk lagi diumur 40 hari HST. 

Jadi cuma 2 kali pemupukan dalam sekali musim. Sedangkan kalau untuk penyemprotan hama biasanya dilakukan penyemprotan PF pada tanaman umur 10-20 HST juga sangat dianjurkan untuk menurunkan tingkat serangan penyakit.

"Saat ini saya menggunakan bibit jagung varietas Pertiwi-3 merupakan jenis bibit hibrida hasil persilangan dari jenis jagung yang memiliki sifat-sifat unggul. Potensi hasil produksi jagung jenis ini bisa mencapai 13,73 ton per hektare dengan hasil rata-rata sekitar 9,40 ton per hektare dengan umur panen jagung kurang lebih 103 hari setelah tanam," jelasnya.

BACA JUGA:Dari Hobi Kini Yulianto Sukses Usaha Jual Benih Ikan Lele

Jadi lebih gampang bertani jagung dari pada menanam padi sawah. "Kalau jagung ini pas panen tidak bisa nyimpan, jadi berapa pun harga jagung kami petani jagung ini pasti kami jual. Seperti saat ini harga jagung itu dibawah Rp 5.000 perkilo. Sedangkan saat ini harga semua kebutuhan itu pokok naik semua, sedangkan harga jagung sangat murah, jadi sakit sekali rasanya," paparnya. 

Luas laahn milik Putu Mara 1 hektar, tapi yang digarap hanya setengahnya saja karena tidak kuat modal. 1/2 Hekter hasil panen jagungnya sebanyak 50 sampai 60 karung, kalau tidak ada serangan hama.

Saat ditanya apakah ada bantuan dari Pemerintah, Putu Mara menyampaikan kalau bantuan itu ada, berupa bibit  jagung. 

"Harapan kami petani jagung ini semoga harga jagung ini tidak terlalu murah seperti saat ini. Sebenarnya kami juga bingung mau muter lagi modal karena untuk biasa operasional saja pas-pasan. Belum lagi harga kebutuhan melonjak naiknya, seperti harga beras, cabai dan lainnya," harapnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan