Permasalahan Penyakit TB Paru Komplek Sehingga Menjadi Prioritas
Renaldi Oktavianus -Foto : M Yasin Linggau pos-
Karena kompleknya penyakit TB Paru Dinkes Kabupaten Musi Rawas mengajak semua pihak untuk terlibat dalam penangannya mulai dari Pemerintah Desa (Pemdes) hingga melibatkan lembaga pemerintah lainnya hingga mengajak pihak swasta melalui program CSR (Corporete Social Responsibility).
Proses pengobatan penyakit TB Paru jangka panjang. Sehingga dampak ekonomi terhadap penderita juga berpengaruh maka perlu dibantu, baik untuk makanan tambahan ataupun hal-hal yang lain diantaranya transport untuk berobat.
BACA JUGA:Gara-gara Video Viral di Kantor, Camat Mesum Dinonaktifkan dan Dimutasi Jadi Staf Analis
Atau misalnya pihak perusahan memfasilitasi mengantar penderita untuk berobat ke Puskesmas. Kalau mengenai obatnya gratis dari Pemerintah.
“Pengobatan TB Paru tidak boleh putus obat, kalau putus satu kali saja maka pengobatan dari awal lagi. Maka dari itu jika obatnya sudah tinggal sedikit harus segera ke Puskesmas untuk minta obat lagi. Untuk pengingatkan kepada penderita orang terdekat,” ucapnya.
Menurut Iwan Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Musi Rawas komitmen menganggarkan dana untuk penangan ATM tersebut. Kegiatan yang dilakukan tergantung kebutuhan di desa masing-masing. Ada yang menganggarkan untuk memberikan makanan tambahan. "Programnya tergantung kebutuhan desa masing-masing. Tidak perlu banyak yang penting ada aksi nyata untuk mendukung gerakan ini," ucapnya.
BACA JUGA:WBP Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Bernuansa Ramadan 2024, Kalapas : Semangat Beribadah
Tahun 2023 lalu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Musi Rawas ikut membantu penanganan ATM nilai dana yang digelontarkan untuk menanggulangi penyakit ATM Rp 200 juta. Untuk tahun ini kita belum tahu tapi informasinya BAZNAS siap membantu, namun pagu anggarannya berapa untuk mengadakan kegiatan penanggulangan ATM kita belum tahu. Untuk itu dalam waktu dekat kita segera koorinasi ke BAZNAS," paparnya. (*)