Lansia Alami Depresi Bahaya loh, Ini Saran Psikiater
Stres atau depresi yang dialamai para Lansia ini dapat memicu peluang demensia. -Foto : Dokumen-Disway.id
BACA JUGA:Bumbu Dapur ini Luar Biasa Atasi Depresi hingga Kecemasan, Ini Manfaat Biji Pala
Selain itu, penting untuk memberikan literasi teknologi kepada lansia agar mereka bisa bertahan di era kemajuan teknologi saat ini. Literasi digital diperlukan bagi lansia karena membantu meningkatkan keterjangkauan layanan kesehatan.
Teknologi ternyata dapat dimanfaatkan untuk memberikan dukungan kepada caregiver serta mengurangi biaya perawatan kesehatan dan sosial bagi lansia.
Bahkan, penjadwalan dan konfirmasi janji perawatan kesehatan dilakukan melalui perangkat nirkabel, begitu pula pengaksesan catatan medis.
Penggunaan teknologi dan internet sebagai alat bantu komunikasi secara tidak langsung mengurangi angka kesepian pada lansia. Saat ini, Tim Peneliti Departemen Psikiatri FKUI-RSCM tengah mengembangkan perangkat aplikasi e-Health Care bernama Pandu-Ina, yakni aplikasi untuk membantu caregiver dalam merawat orang dengan demensia (Behavior and Psychological Symptoms of Dementia).
BACA JUGA:Menurut kamu apa penyebab depresi pada remaja ?
Aplikasi Pandu-Ina telah mendapat hak kekayaan intelektual dan sedang dilakukan penelitian uji efektivitas aplikasi terhadap kualitas hidup ODD dan caregiver-nya. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan lansia.
“Penting sekali bagi lansia untuk menjaga kesehatan, sehingga bonus demografi kedua dapat tercapai pada 2045. Lansia yang sehat dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu, diperlukan gaya hidup sehat seperti pada program GERMAS yang dicanangkan Kemenkes RI.
Pembudayaan program tersebut dilakukan dengan menerapkan gaya hidup CERDIK, yakni cek kesehatan, enyahkan asap rokok, rajin olahraga, diet seimbang istirahat cukup, dan kelola stres,” ujar Prof. Martina. (*)