Pro Kontra Program Makan Siang Gratis, Kepsek di Lubuklinggau Angkat Bicara
Terdapat beberapa kepala sekolah di Kota Lubuklinggau Provinsi Sumsel yang menolak program makan siang gratis.-Foto : Dokumen -Masak Apa Hari ini
LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Wacana penggunaan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan atau BOSP untuk mewujudkan program makan siang gratis gagasan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, menuai pro kontra dari para guru.
Terdapat beberapa kepala sekolah di Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang menolak. Namun ada juga yang menerima gagasan penggunaan dana BOS untuk membiayai program makan siang gratis ini.
Dari sumber yang dihimpun KORANLINGGAUPOS.ID Kamis 14 Maret 2024, sumber mengungkapkan dana BOS tidak mencukupi kebutuhan sekolah.
Mereka khawatir dana BOS yang dikucurkan untuk program makan siang gratis akan berdampak pada gaji guru honor dan tenaga kependidikan.
BACA JUGA:Pengamat Pendidikan Lubuklinggau Angkat Bicara Soal Makan Siang Gratis
Sebut saja IA menegaskan, ia sangat menolak program makan siang gratis. Ketidak setujuannya itu akan program makan gratis untuk anak-anak sekolah karena dana yang tersedia masih belum mencukupi dan penggunaannya sudah dialokasikan untuk hal lain seperti kegiatan pengemabangan minat dan bakat anak.
Menurut dia, anggaran BOS digunakan untuk membayar gaji guru honorer, tagihan listrik dan internet, kebutuhan alat tulis, multimedia pembelajaran, serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
“Mengurangi anggaran untuk program makan siang gratis akan sulit bagi sekolah,” sebutnya.
Namun IA menyarankan agar program makan siang gratis ini didanai menggunakan anggaran tersendiri yang disiapkan pemerintah, bukan dari dana BOS. Dimana pemerintah harus menyiapkan anggaran tersendiri, dan khusus untuk program makan siang gratis.
BACA JUGA:Bentuk Kementerian Khusus Makan Siang dan Susu Gratis Dinilai Berlebihan
"Saya tidak setuju. Selain mengganggu dana BOS, program tersebut tidak kondusif, ganggu jam belajar, seolah-olah anak pergi sekolah nak makan. Kalo sekali-sekali dikasih bubur kacang, telur rebus, okelah. Lebih baik dana itu diolah untuk kegiatan sekolah, baju gratis, tambahan ekskul dari pramuka dan lainnya. Dana itu lebih baik digunakan untuk kegiatan-kegiatan sekolah seperti peringatan hari bear dan ekskul supaya anak bisa mengembangkan bakatnya," tegasnya.
Anggaran BOS yang diberikan setiap tahunnya masih minim dan tidak cukup jika dipotong untuk program makan siang gratis. Ia mengatakan, jika program makan siang gratis bertujuan untuk menurunkan angka stunting, maka cukup diberikan dengan dana terpisah.
Namun jika program makan siang gratis tersebut bersumber dari anggaran BOS, maka hal tersebut tidak rasional dan tidak tepat.
Sementara itu, KORANLINGGAPOS.ID juga menanyakan kepada Kepala SD yang berbeda di Kota Lubuklinggau. Sebut saja, HJ. HJ menyatakan setuju dengan program makan siang gratis. Melalui program tersebut ia berharap dapat meningkatkan kesehatan generasi bangsa Indonesia, terutama dapat membantu asupan gizi siswa.