PAUD Melati Lubuklinggau Fokus Mengembangkan Kecerdasan Anak
PAUD Melati Lubuklinggau fokus mengembangkan kecerdasan anak dengan memberi kesempatan anak bermain puzzle.-Foto : Dokumen -PAUD Melati Lubuklinggau
KORANLINGGAUPOS.ID - Mengembangkan kecerdasan anak memang penting, namun mendorong mereka untuk bersenang-senang dan menikmati proses belajar juga tidak kalah penting.
Namun, memilih mainan untuk balita sebaiknya tidak hanya sebatas menghiburnya saja. Oleh karena itu, pilihlah jenis mainan yang tidak hanya menyenangkan, namun juga memberikan kesempatan bagi si kecil untuk mengembangkan kemampuan belajarnya.
Eka Susanti, S.Pd selaku guru PAUD Melati Lubuklinggau yang beralamat di Jalan Depati Said, Kelurahan Lubuklinggau Ulu, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, Kota Lubuklinggau menerapkan hal yang sama kepada anak didiknya.
Diakui Eka, bahwa anak didik dibebaskan untuk bermain puzzle supaya mereka tidak mudah bosan setelah belajar.
BACA JUGA:Wujudkan Generasi Mandiri, Cerdas dan Berprestasi
"Disela-sela kegiatan belajar, anak-anak kita suruh untuk bermain dengan menggunakan alat-alat yang telah kita fasilitasi agar si anak tidak jenuh di kelas," kata Eka.
Puzzle merupakan salah satu jenis mainan yang direkomendasikan untuk balita. Hal ini dibuktikan oleh peneliti di University of Chicago menemukan bahwa anak usia 2-4 tahun yang gemar bermain puzzle nantinya akan memiliki kemampuan spasial yang lebih baik.
Selain itu, masih banyak manfaat membiasakan si kecil bermain yang diyakini mampu membentuk anak cerdas, yaitu:
Bermain puzzle juga dapat melatih keterampilan motorik halus anak. Dalam proses belajar melatih keterampilan motorik halusnya, yaitu keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil dan koordinasi tangan serta mata.
BACA JUGA:Bunda, ini Jenis Makanan yang Bisa Bikin Anak Cerdas
Saat anak-anak membalik, memutar, dan memindahkan potongan puzzle, mereka belajar menggunakan tangan dan mata mereka untuk bekerja sama. Sedangkan mata memuat potongan puzzle, otak memikirkan di mana menempatkannya.
Kemudian, otak dan mata berkolaborasi menyuruh tangan mengambil potongan-potongan itu satu per satu dan meletakkannya pada tempatnya, hingga puzzle tersusun rapi.
Kemudian dapat melatih keterampilan pemecahan masalah. Saat bermain puzzle, anak ditantang untuk memecahkan masalah yaitu menyusun potongan-potongan dengan benar hingga menghasilkan sebuah gambar.
Dalam proses ini, anak dilatih untuk berpikir kreatif karena secara alamiah mereka akan mencoba beberapa cara untuk meletakkan potongan puzzle dengan benar.