Berikut Cara Berhutang dan Cara Menagih Hutang Sesuai Tuntunan Islam

Rasulullah SAW memulai perdagangannya dengan berhutang kepada Khadijah Al Kubro yang kemudian menjadi istrinya.-Foto : Dokumen Dompet Duafa -

Kedua, harus berniat untuk membayar hutang

Ketiga,  mencatat bukti transaksi hutang secara tertulis dan baiknya juga ada yang menyaksikan kegiatan utang piutang tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang kemungkinan terjadi di kemudian hari.

BACA JUGA:Kenapa Tarawih Hanya pada Ramadan?

Keempat, carilah hutang yang menghindari riba, sebab riba itu Allah SWT haramkan, sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 275 yang artinya “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”

Kelima, hutang harus segera dilunasi, jangan ditunda-tunda.

Selain cara berhutang dalam Islam, kita terhadang dihadapkan pada masalah kesulitan menagih hutang.

Dalam hadis, Rasulullah SAW mengajarkan, “Siapa saja yang ingin meminta haknya, hendaklah dia meminta dengan cara yang baik baik pada orang yang mau menunaikan ataupun enggan menunaikannya” (HR. Ibnu Maja). 

Sikap baik dan cara berbicara yang lembut adalah kunci dalam menyelesaikan urusan utang.

BACA JUGA:5 Amalan Terbaik Malam Nuzulul Quran di Bulan Ramadan

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menyebutkan, 

“Semoga Allah merahmati seseorang yang bersikap mudah ketika menjual, ketika membeli, dan ketika menagih haknya (utangnya).” (HR. Bukhari no. 2076). Sikap yang mudah dan baik dalam menagih utang menjadi nilai yang ditekankan, menciptakan lingkungan saling menghormati dan memahami keadaan satu sama lain.

Selain itu, penagihan utang tidak boleh dilakukan dengan ancaman atau tindakan menipu. Rasulullah SAW secara tegas menyampaikan dalam hadis, “Barangsiapa yang mengangkat senjata (memerangi dan mengancam) kepada kita, maka ia bukanlah termasuk golongan kita (kaum Muslimin). Dan barangsiapa yang mengelabui (menipu) kita, maka ia pun bukan termasuk golongan kita.” (HR Muslim). 

Sikap yang bersahabat dan jujur diutamakan dalam menyelesaikan masalah utang, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai keislaman.

Dengan merangkum prinsip-prinsip ini, kita dapat menyimpulkan bahwa menagih utang dalam Islam bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga melibatkan niat yang baik, sikap yang santun, dan kepatuhan terhadap etika Islam. 

BACA JUGA:Jelang Akhir Ramadan 1445 H, ini Waktu dan Amalan Terbaik saat I’tikaf

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan