Santri Pondok Pesantren Ulin Nuha Wakili Muratara dan Lubuklinggau pada MTQ Tingkat Provinsi Sumsel
Para santriwati Pondok Pesantren Ulin Nuha Juara 1 MTQ Tingkat Kabupaten Muratara yaitu Dira Carolin Cabang Qiraat Remaja dan Zakiya Purnama Sari Cabang Hifdzul 5 Juz Tilawah.-Foto : Dokumen -Pondok Pesantren Ulin Nuha
LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Ulin Nuha Lubuklinggau sedang mematangkan persiapannya untuk mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-30 Tingkat Provinsi Sumatera Selatan di Kabupaten Muba yang akan dilaksanakan pada awal Mei 2024 mendatang.
Musabaqah Tilawatil Quran merupakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Alquran bagi umat Islam. Dimana kegiatan MTQ akan memberikan dampak positif khususnya bagi generasi muda di Provinsi Sumsel.
Di Indonesia sendiri tercatat MTQ sudah lama berkompetisi dengan baik di desa-desa terpencil, tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi bahkan Nasional. Biasanya diadakan pada hari-hari besar Islam.
Pimpinan Pondok Pesantren Ulin Nuha Lubuklinggau Ustadz Mohammad Faizin, S.Ag, M.Pd.l mengungkapkan, sebanyak tiga orang santrinya yang akan mengikuti MTQ Sumsel 2024 yang akan mewakili Kota Lubuklinggau.
BACA JUGA:Simak Keunggulan Pondok Pesantren Ulin Nuha Lubuklinggau
"Ada tiga orang santri yang InsyaAllah akan mengikuti MTQ Sumsel yaitu, cabang kaligrafi kontemporer, qiraat remaja sama hifzhil 5 juz tilawah," beber Ustadz Faizin kepada KORANLINGGAU.POS.ID, Rabu 17 April 2024.
Ustadz Faizin menyatakan, santrinya yang lanjut berkompetisi ke Sumsel sebelumnya pernah mendapatkan juara pada lomba MTQ tingkat Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Muratara.
"Ketiga santri itu kemarin dapat juara pertama pada MTQ Kota Lubuklinggau dan MTQ Kabupaten Muratara," terangnya.
Sehingga, untuk memaksimalkan itu, santri Ponpes Ulin Nuha dibimbing dan dibina untuk meningkatkan kualitasnya dengan rutin latihan.
BACA JUGA:Begini Kesiapan Muba Matangkan Perhelatan MTQ Tingkat Provinsi Sumsel ke-30
"Persiapan tetap kita lakukan walaupun disela-sela mereka ikut ujian tes masuk Perguruan Tinggi. Pada cabang hifzhil 5 juz tilawah masih melakukan murajaah sementara cabang Kaligrafi melakukan latihan qaidah khot serta paduan warna dan gambar, begitu pula pada cabang qiraat remaja, terus melakukan latihan 5 juz tilawah," jelasnya.
Ustadz Faizin menyampaikan, ada dua orang santrinya yang sedang mempersiapkan diri ke Universitas Al Azhaar Kairo, Mesir. Sementara yang cabang Kaligrafi masih duduk di kelas 10 atau 1 MA.
"Mungkin tahun ini agak sempit waktunya, mengingat siswa kelas 3 Aliyah bersamaan dengan ujian akhir atau asesmen," katanya.
Adapun tujuan MTQ adalah mendekatkan jiwa umat Islam kepada kitab suci dan membangkitkan semangat membaca, belajar, dan mengamalkan Alquran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa MTQ adalah sebuah kompetisi menggabungkan suara merdu, keserasian lagu atau irama tanpa kaidah tajwid dan iringan dengan adab membaca Alquran.