Identitas Anak yang Mayatnya Ditemukan di Bendungan Watervang Terungkap, Ternyata Santri
Ayah korban tiba di RS Siti Aisyah setelah melihat jenazah membenarkan bahwa itu anaknya dan jenazah Rama dibawa ke rumah duka di Jl Keramat RT 07 Kelurahan Cereme Taba Kota Lubuklinggau Senin malam 22 April 2024.-Foto : Dokumen -Polsek Lubuklinggau Timur
BACA JUGA:Korban Banjir Musi Rawas, Siswi MTsn 1 Muara Kelingi Tenggelam
"Namun untuk kronologis hanyut belum diketahui karena identitas korban belum diketahui, dan untuk tenggelam diperkirakan hari ini juga, karena dilihat dari jenazah korban masih segar," papar Kapolsek, Senin 22 April 2024 sekitar pukul 17.30 WIB.
Ditambahkannya dengan itu bagi warga yang memiliki anak-anak yang merasa hilang silahkan datangi RSUS Siti Aisyah.
Sementara itu warga yang menemukan yakni Ahmad Sarnubi menyampaikan sebelumnya istrinya teriak memberikan informasi ada yang hanyut dan saat dilihat benar ada mayat.
"Dengan itu dibantu warga setempat mengevakuasi jenazah korban keatas, dan ia menginformasikan kepada kepolisian," papar Ahmad.
BACA JUGA:Ada Siswi SMP Tenggelam di Kolam Ikan Kakek di Purwodadi Musi Rawas
Dijelaskannya diperkirakan korban baru hanyut dan ditemukan korban dengan kondisi telanjang dan ada luka benjolan dikening. Untuk identitas juga belum di ketahui, dan kalau sekolah palingan kelas 3 SMP.
Hartono warga Kelurahan Watervang yang mendengar kabar duka ini berharap kepada pemerintah Kota Lubuklinggau, ataupun Lurah Watervang untuk ambil sikap.
“Kejadian ini jadi pelajaran bagi kita bersama. Kalau bisa, kami sebagai warga ini meminta kepada pemerintah melarang anak-anak mandi di Dam Watervang. Kadang mereka terjun dari atas jembatan ke bawah. Itu bahaya. Kadang banyak orang dewasa melihat, tapi malah diam saja, membiarkan. Padahal itu bahaya,” ungkap Hartono menyesalkan.
Ia yang sudah lama tinggal di Lubuklinggau mengaku kesal terkadang melihat pembiaran ini.
BACA JUGA:Objek Wisata Watervang Kota Lubuklinggau, Kini Sudah Mulai Ramai Di kunjungi Wisatawan
“Sekarang sudah memakan korban. Masak kita tetap mau diam saja,” ungkapnya.
Hal sama disampaikan Handrianti. Ibu rumah tangga satu ini mengaku sering melihat anak-anak main air di Bendungan Watervang hingga petang.
“Bukan cuma pemerintah. Pengelola Objek Wisata Watervang harusnya gerak cepat mengingatkan kalau ada anak main-main terjun dari atas jembatan atau main air di bendungan itu ingatkan. Daya yakin itu airnya dalam. Arusnya juga deras. Jangan malah diketawain saja. Kesal saya,” aku ibu tiga anak ini. (*)