Waspada Penularan DBD, Ini Pesan Kepala Dinkes Kota Lubuklinggau
Kepala Dinkes Kota Lubuklinggau, Erwin Armeidi.-Foto : Dokumen -Linggau Pos
BACA JUGA:Kasus DBD Musi Rawas Meningkat Jumlah Penderita Tembus 50 Orang
Demam bisa mencapai suhu 39-40°C, yang sulit turun walaupun pasien telah mengonsumsi obat penurun panas.
Demam dapat disertai dengan gejala lain, seperti Sakit kepala hebat. Nyeri di bagian belakang mata. Sakit otot dan sendi. Hilang nafsu makan. Lemas. Mual dan muntah. Timbul ruam kulit.
Selanjutnya, DBD akan berlanjut ke fase kritis, yaitu pada hari ke-4 hingga hari ke-6. Pada fase ini, demam turun tetapi gejala perdarahan, seperti mimisan atau muntah darah, mudah terjadi. Trombosit yang menurun drastis juga bisa terjadi pada fase kritis ini.
Jika tidak tertangani dengan baik, penderita demam berdarah pada fase kritis bisa mengalami komplikasi berupa penumpukan cairan pada rongga dada atau perut, perdarahan hebat, hingga gagalnya aliran darah ke organ-organ vital (syok).
BACA JUGA:Hingga Maret 2024 Ada 62 Kasus DBD di Lubuklinggau
Jika tertangani dengan cepat dan tepat, penderita DBD akan sembuh dalam waktu 1-2 minggu.
Dikutip dari website resmi Kemenkes RI, ini cara ampuh mencegah tertularnya DBD penyakit DBD yang paling dominan yakni dikarenakan lingkungan yang kurang bersih dan dibiarkan adanya genangan air dilingkungan rumah.
Oleh sebab itu Kemenkes memberi upaya untuk mencegah merebaknya wabah DBD. Ada upayanya yakni dengan melakukan 3M Plus.
M yang pertama menguras. Yakni kegiatan menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.
BACA JUGA:Terserang DBD, Syahnaz Sadiqah Dilarikan Ke Rumah Sakit, Begini Kondisinya
Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus rutin dilakukan untuk memutus rantai perkembangan biakan nyamuk.
M yang kedua menutup. Yakni merupakan anjuran untuk menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum.
Menutup juga bisa diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang tumbuh kembang nyamuk dan menjadi tempat nyamuk hidup.
M yang ketiga Memanfaatkan. Yaitu memanfaatkan kembali limbah barang dengan mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat (daur ulang), kita juga dianjurkan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.