Suranto Petani Dusun 7 Tribinabali Berharap Bisa Menanam Padi Kembali

Reporter: MUSLIMIN |

Editor: M. YASIN |

Rabu , 26 Jun 2024 - 21:43

Suntanto sedang menjemur jagung miliknya di Dusun 7 Desa Suro Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas.-Foto : MUSLIMIN/Linggau Pos -

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Petani di Dusun 7 Tribina Bali Desa Suro Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tengah merana dikarenakan harga jagung terus turun.

Bahkan harga jagung saat ini Rp 4.000 per Kg.

Saat dijumpai di tempat penjemuran jagung di Dusun 7 Tribina Bali, Suranto petani jagung ini menjelaskan harga jagung saat ini terus anjlok.

"Dengan begitu kami sebagai petani berharap Pemerintah bisa melakukan langkah-langkah apa saja yang membuat harga jagung ini bisa menguntungkan bagi petani jagung ini," jelasnya kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Rabu 26 Juni 2024.

Dia menambahkan sebelum menanam jagung itu dirinya menanam padi karena air tidak sampai di lahan sawah miliknya sehingga terpaksa beralih menanam tanaman jagung.

“Saya itu kalau bisa memilih lebih baik menanam padi karena modal menanam tidak terlalu besar. Selain itu juga kami tidak perlu lagi membeli beras, kalau menanam jagung ini modal yang kami keluarkan itu cukup besar, ditambah dengan harga jagung yang murah membuat kami pusing,” ungkapnya.

Kalau bertani jagung ini banyak sekali pengeluarannya, Mulai dari harga bibit jagung yang mahal kalau yang bibit unggul itu perkilonya sampai ratusan ribu.

Belum ditambah dengan biaya menanam, pupuk, obat-obatan serta biaya panen dan perontokan buah jagungnya itu juga cukup mahal.

Belum lagi tanaman jagung ini di serang hama seperti ulat grayak, salah satu hama yang menyerang tanaman tanaman jagung.

Ulat seperti ini tidak berbulu dan bisanya ulat ini kalau di kalangan petani disebut ulat tentara.

Karena mampu menyerang dengan populasi yang tinggi. Untuk siklus hidup ulat grayak sendiri itu dapat berlangsung sekitar dari 32 sampai 46 hari.

Dengan fase telur selama 2 sampai 3 hari dengan jumlah telur yang cukup banyak sekitar ribuan dalam satu kali bertelur.

suranto petani dusun 7 tribinabali berharap bisa menanam padi kembali                            musi rawas, koranlinggaupos.id - petani di dusun 7 tribina bali desa suro kecamatan muara beliti kabupaten musi rawas, provinsi sumatera selatan (sumsel) tengah merana dikarenakan harga jagung terus turun.
bahkan harga jagung saat ini rp 4.000 per kg.
saat dijumpai di tempat penjemuran jagung di dusun 7 tribina bali, suranto petani jagung ini menjelaskan harga jagung saat ini terus anjlok. 
"dengan begitu kami sebagai petani berharap pemerintah bisa melakukan langkah-langkah apa saja yang membuat harga jagung ini bisa menguntungkan bagi petani jagung ini," jelasnya kepada koranlinggaupos.id, rabu 26 juni 2024.
dia menambahkan sebelum menanam jagung itu dirinya menanam padi karena air tidak sampai di lahan sawah miliknya sehingga terpaksa beralih menanam tanaman jagung.
baca juga:rebut 32 medali kecamatan tugumulyo berhasil raiah juara umum o2sn dan gsi 
“saya itu kalau bisa memilih lebih baik menanam padi karena modal menanam tidak terlalu besar. selain itu juga kami tidak perlu lagi membeli beras, kalau menanam jagung ini modal yang kami keluarkan itu cukup besar, ditambah dengan harga jagung yang murah membuat kami pusing,” ungkapnya.
kalau bertani jagung ini banyak sekali pengeluarannya, mulai dari harga bibit jagung yang mahal kalau yang bibit unggul itu perkilonya sampai ratusan ribu.
belum ditambah dengan biaya menanam, pupuk, obat-obatan serta biaya panen dan perontokan buah jagungnya itu juga cukup mahal.
belum lagi tanaman jagung ini di serang hama seperti ulat grayak, salah satu hama yang menyerang tanaman tanaman jagung.
baca juga:hingga 25 juni 2024 sebanyak 1.058 ahli waris terima santunan kematian 
ulat seperti ini tidak berbulu dan bisanya ulat ini kalau di kalangan petani disebut ulat tentara.
karena mampu menyerang dengan populasi yang tinggi. untuk siklus hidup ulat grayak sendiri itu dapat berlangsung sekitar dari 32 sampai 46 hari.
dengan fase telur selama 2 sampai 3 hari dengan jumlah telur yang cukup banyak sekitar ribuan dalam satu kali bertelur.
ulat ini juga menyerang daun dan buah, jika buah yang diserang maka buah tersebut tidak akan sempurna, jika daun yang diserang makan daun akan habis tinggal tangkainya saja.
baca juga:hadiri pengajian akbar lubuk rumbai cindo ini pesan bupati musi rawas hj ratna machmud 
“untuk lahan yang saya miliki itu sekitar setengah hektar. dengan luas lahan setengah hektar tersebut dan jagungnya itu normal kita bisa panen itu sekitar 3 ton lebih. namun pada panen kali ini jantung saya itu sedikit ada serangan hamanya itu dapatnya 2,8 ton,” akunya.
untuk bibit yang digunakan saat ini itu bibit jagung bisi 18. itu kalau lagi ada uangnya, kalau uangnya tidak cukup dicampur dengan bibit jagung yang biasa. 
kalau kemarin kami mendapat bantuan bibit jagung pertiwi 2. dengan luas lahan setengah hektar tersebut biasanya habis benih bibit itu sekitar 9 sampai 10 kilo jagung.
sedangkan kalau untuk pupuk itu kami menggunakan pupuk urea dan fertiphos. 
baca juga:kadivyankumham kanwil kemenkumham sumsel datangi lapas narkotika kelas iia muara beliti
selain itu ia juga berharap kalau bisa kami bisa menanam padi lagi, walaupun dalam satu tahun satu kali itu tidak apa-apa.
jadi untuk selingan nya itu bisa menanam jagung juga, karena jika lahan sudah di tanam tanaman padi itu tanya menjadi bagus.
mau menanam sayuran bagus mau menanam jagung lagi itu juga bagus, kalau menanam jagung terus membuat tanahnya menjadi kurang bagus, harapnya.(*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, KAMIS, 27 JUNI 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan