6 Kiat Melatih Anak Jujur dan Trik Jitunya

Salah satu kiat mendidik anak punya pribadi yang jujur, yakni saat ingin memberikan anak hukuman pada anak yang bersalah, hukumlah dengan adil dan tidak berat.-Foto : Blok -Tuban

Pernah mendapati anak kita berbohong tentang jajanan yang dibelinya? Atau Bunda dibuat kaget saat ada piring pecah dan tak ada yang mau mengaku? Lalu Bunda khawatir anak-anak tumbuh jadi pribadi yang tidak jujur? Simak informasi berikut.

KORANLINGGAUPOS.ID - Berbohong adalah sebuah perilaku tercela yang bisa menjadi kebiasaan apabila tidak ditangani sedini mungkin. 

Abdullah bin Mas’ud ra menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan menghantarkan ke dalam surga. Tidaklah seseorang berbuat jujur hingga Allah mencatatnya sebagai orang yang selalu jujur. Dan berbohong itu membawa kepada kejelekan, dan kejelekan itu menghantarkan ke dalam neraka. Sungguh seseorang terbiasa bohong hingga Allah mencatatnya sebagai seorang pembohong.” (HR. Bukhari No. 6094, Muslim No. 2607).

Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari Muslimah .or .id, anak-anak memang tidak dilahirkan dengan kode moral.

BACA JUGA: 10 Gejala Anak Alami Keterlambatan Bicara dan Terapi yang Bisa Dijalani

Moralitas adalah sesuatu yang dipelajari oleh seorang anak dalam tumbuh kembangnya secara bertahap dari tahun ke tahun. Dan perilaku berbohong adalah salah satu dari tahapan tersebut.

Dalam tumbuh kembangnya, anak-anak belajar tentang aturan-aturan sosial.

Mereka belajar bahwa dalam kehidupan ini ada yang dinamakan khayalan, kebohongan, dan kenyataan. Dan umumnya, perilaku berbohong ini muncul dalam diri anak ketika ia mulai bisa bicara.

Rentang usia 4-9 tahun, anak-anak masih banyak hidup dengan khayalan-khayalan mereka. Mereka belum bisa membedakan yang mana khayalan dan mana kenyataan. 

BACA JUGA:7 Cara Menjaga Kesehatan Mata Diera Gadget

Mereka sering beranggapan bahwa binatang bisa bicara layaknya manusia, mereka mengira bahwa hantu dan monster itu benar-benar ada, mereka yakin bahwa kartun-kartun animasi itu benar-benar hidup dan menjadi teman mereka.

Dan sering kali mereka menempatkan diri mereka menjadi bagian dari khayalan tersebut.

Setelah usia 9 tahun, anak-anak mulai memahami aturan “tidak boleh berbohong”. Mereka mulai memahami bahwa sesuatu yang bukan sebenarnya itu berarti berbohong. 

Namun mereka masih memilah dan memilih, atau mempertimbangkan kapan mereka bisa berbohong atau tidak. Dalam artian, mereka belum benar-benar paham bahwa berbohong itu tercela. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan