6 Kiat Melatih Anak Jujur dan Trik Jitunya
Salah satu kiat mendidik anak punya pribadi yang jujur, yakni saat ingin memberikan anak hukuman pada anak yang bersalah, hukumlah dengan adil dan tidak berat.-Foto : Blok -Tuban
BACA JUGA:16 Program Unggulan SDIT Mutiara Cendekia Lubuklinggau
Bukan berarti terjadi kemerosotan moral di sini, melainkan orang tua merasa tidak percaya diri dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak.
Sehingga kemudian, orang tua pun menyerahkan tugas tersebut pada sekolah atau guru anak-anak mereka. Padahal, sejatinya pendidikan moral adalah hal yang juga harus diberikan oleh orang tua, bersama dengan pendidikan agama.
Cara ketiga, hindari memberi hukuman yang terlalu berat pada anak.
Jika kita ingin memberikan anak hukuman karena kesalahannya, maka hukumlah dengan “adil”.
BACA JUGA:5 Cara Mencegah Kekerasan Seksual di Sekolah Menurut Mendikbud
Dalam artian, tidak setiap kesalahan anak harus mendapatkan hukuman yang berat. Lihat dan pertimbangkan seberapa berat kesalahan anak dan hukuman apa yang paling tepat untuknya.
Misalnya, anak menumpahkan air. Ini adalah perkara yang sepele sebenarnya. Bisa jadi anak tidak sengaja melakukannya. Maka berikan ia konsekuensi, untuk mengambil lap dan mengeringkan airnya dengan bantuan Anda.
Hukuman yang terlalu berat dan sering dapat menimbulkan rasa takut pada anak yang dapat mendorong anak untuk berbohong.
Cara keempat, hargai setiap usaha yang dilakukan anak.
BACA JUGA:Stop Membentak Anak, Dampaknya Bisa Bikin Kecerdasan Terganggu
Sudah kodratnya anak-anak itu butuh pujian dari orang tuanya. Mereka butuh penghargaan dari setiap usaha baik yang mereka lakukan.
Selaras dengan “teguran” yang mereka dapatkan ketika mereka melakukan kesalahan.Tentunya anak-anak akan bertanya-tanya, kalau aku salah aku selalu dimarahi, tapi kalau aku jadi anak baik, ibu dan ayah biasa saja.
Seorang anak lama-kelamaan akan merasa frustrasi dan jenuh ketika setiap usaha yang ia lakukan ia hanya mendapatkan kritikan pedas dari orang tuanya.
Mereka akan merasa gagal, ditolak, tidak mampu, tidak percaya diri, dan rendah diri. Lebih-lebih jika orang tuanya membanding-bandingkan dirinya dengan saudaranya atau anak orang lain. Rasa frustrasi dan jenuh itulah yang juga bisa mendorong seorang anak untuk berbohong demi pengakuan.