Hati-hati, Kanker Payudara Masih jadi Penyebab Utama Kematian Wanita
Semakin dini terdeteksi kanker payudara, maka peluang kesembuhan semakin tinggi-Foto : Dokumen-Disway.id
KORANLINGGAUPOS.ID - AGAR bisa mengetahui kondisi tubuh kita saat ini, deteksi dini kesehatan tubuh menjadi sangat penting. Pemerintah melalui petugas kesehatan pun sering mengingatkan masyarakat untuk tidak malas melakukan cek kesehatan di pusat layanan kesehatan.
Terutama, penting sekali untuk medeteksi sejak dini penyakit kanker yang ada didalam tubuh. Salah satunya medeteksi sejak dini penyakit kanker payudara.
Deteksi dini penyakit kanker payudara dapat meningkatkan angka harapan atau peluang hidup.Sebaliknya, jika terlambat ditangani, justru akan membuat kondisi pasien semakin sulit diobati.
Dikutip dari Disway.id, Minggu 10 Maret 2024 Dalam Asia Pacific Breast Cancer Summit (APBCS) 2024, Ahli Kesehatan Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, salah satu dokter ahli dari MRCCC Siloam yang menjadi panelis dan pembicara yang mengangkat topik “Standards of Care in Early TNBC (Triple-negative breast cancer)” atau standar perawatan pada kanker payudara triple-negative.
BACA JUGA:Gatal Puting Susu Atau Payudara, Apa Artinya? Simak 12 Penyebab Berikut Ini
Menurutnya, kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum ditemui di seluruh dunia dan menjadi penyebab utama kematian di kalangan wanita.
Di Indonesia sendiri, Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan sebesar 70% pasien kanker payudara telah memasuki stadium 3 saat terdeteksi.
Padahal, prognosis kemungkinan hidup pasien kanker payudara rata-rata dalam 5 tahun bisa mencapai 90-95% pada Stadium 1, 70-75% Stadium 2, serta 10-25% Stadium 3 dan 4.
“Meskipun prevalensinya tinggi, deteksi dini dan perawatan yang tepat dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini secara signifikan. Tingginya angka prevalensi kanker payudara menunjukkan pentingnya deteksi dini, baik secara mandiri maupun medis,” ucapnya.
BACA JUGA:8 Manfaat Menghisap Payudara Istri, Tak Hanya Bikin Awet Muda
Lebih lanjut Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM mengatakan, mengenai standar perawatan pada kanker payudara triple-negative, mulai dari kasus-kasus menantang dalam penyakit kanker payudara HER2-positif (misalnya perubahan status reseptor dari penyakit preop ke penyakit residu, Brain Mets, dan lain-lain), kasus-kasus TNBC yang paling sering ditemui di Indonesia, hingga permasalahan yang menantang dalam kasus kanker payudara HR+ve.
RS Siloam Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center Semanggi (MRCCC), menjadi official healthcare partner dalam penyelenggaraan Asia Pacific Breast Cancer Summit (APBCS) 2024.
Pertemuan yang telah berlangsung dari tanggal 1 hingga 3 Maret 2024 lalu di Nusa Dua Convention Centre, Bali, Indonesia tersebut, menghadirkan para ahli dan peneliti global, regional, dan lokal untuk meningkatkan perawatan pasien kanker payudara, sesuai dengan temanya “Reaching New Heights in Breast Cancer Care”.
Menurut Dr. Shaheenah Dawood, Ketua Penyelenggara APBCS 2024 mengatakan, selama lebih dari 12 tahun, APBCS telah berkembang menjadi platform utama di bidang manajemen kanker payudara di kawasan Asia Pasifik.