Sepakat Gunakan Hisab Tentukan Waktu Salat
Namun demikian, tak jarang terjadi perbedaan pendapat dalam penentuan waktu masuknya bulan Ramadan dan Syawal.-Foto : Dokumen Muhammadiyah -
LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Para ulama dan fukaha telah sepakat mengenai penggunaan hisab dalam menentukan waktu salat dan arah kiblat.
Namun demikian, terjadi perbedaan pendapat dalam penentuan waktu masuknya bulan Ramadan dan Syawal.
Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari laman muhammadiyah.or.id, sebagian fukaha menegaskan bahwa hisab tidak boleh digunakan untuk menentukan awal puasa Ramadan dan Idul Fitri.
Mereka mengutip perintah Nabi SAW untuk melakukan rukyat sebagai metode penetapan yang sah.
Mereka menekankan bahwa puasa Ramadan dan Idul Fitri seharusnya tidak dimulai sebelum dilakukan rukyat.
BACA JUGA:Catat, ini Dia 8 Golongan yang Berhak Menerima Zakat Fitrah
Berikut hadis yang biasa dikutip: “Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan beridul fitrilah karena melihat hilal pula; jika Bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka genapkanlah bilangan bulan Syakban tiga puluh hari” (HR al-Bukhari, dan lafal di atas adalah lafalnya, dan juga diriwayatkan Muslim).
Demikian pula dengan hadis ini: “Janganlah kamu berpuasa sebelum melihat hilal dan janganlah kamu beridulfitri sebelum melihat hilal; jika Bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka estimasikanlah.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Namun, pandangan bahwa rukyat sebagai penentu awal bulan Kamariah ini tidaklah konsensus. Sebagian ulama dan fukaha mendukung penggunaan hisab sebagai metode yang lebih akurat dan dapat diandalkan. Mereka bahkan memandang penggunaan hisab sebagai pilihan yang lebih baik, mengingat dapat menjamin akurasi dan ketepatan dalam penetapan waktu ibadah.
Ada yang lebih jauh, dengan menyatakan bahwa pada prinsipnya, penetapan bulan kamariah harus dilakukan melalui hisab. Mereka menunjukkan bahwa ayat-ayat Al-Quran, seperti dalam surat Ar-Rahman ayat 5 dan surat Yunus ayat 5, serta hadis Nabi saw, mendukung kebolehan penggunaan hisab dalam penetapan waktu ibadah.
BACA JUGA:Pesantren Ramadhan 1445 H MIN 1 Musi Rawas Ditutup dengan Pembagian Zakat Fitrah
Allah berfirman dalam Al-Quran Surah Ar-Rahman Ayat 5 yang artinya “Matahari dan Bulan beredar menurut perhitungan (husban).”
Ada pula dalam Al-Quran Surah Yunus Ayat 5 yang artinya: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan Bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya bagi Bulan itu manzilah-manzilah, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
Hadis yang menegaskan perintah Nabi Muhammad SAW agar melakukan rukyat di atas merupakan perintah yang disertai illat, yaitu keadaan umat masih ummi atau belum terpelajar.