Aktivitas bakal calon dalam konteks ini, yang dalam beberapa bulan kedepan, akan 'memanaskan' dinamika politik Musi Rawas.
Dalam ranah perebutan 'perahu parpol’ misalnya, kita akan melihat kompetisi antara Hj. Ratna Machmud dengan FCO di Golkar sebagaimana terlihat dalam rekomendasi partai.
DP dengan Hj. Suwarti untuk Partai Gerindra atau Azandri dengan HRW di PDIP.
Demikian pula perebutan surat dukungan di parpol lain seperti : PKB, PKS, PAN, Nasdem, terlihat form pendaftaran bakal calon mulai diambil figure sebagaimana diatas.
BACA JUGA:Pilkada Musi Rawas 2024, Hj Suwarti Sebut Sudah Dapat Dukungan
Data hasil pileg 2024 Kabupaten Musi Rawas, menunjukkan tidak ada satu parpol pun yang berhak mencalonkan paslon karena tidak mencapai minimal 20% kursi DPRD (8 kursi). Jika petahana Hj. Ratna Machmud menggunakan perahu Nasdem dengan 5 kursi, butuh 3 kursi tambahan untuk koalisi.
Lalu FCO dengan 7 kursi Golkar butuh tambahan 1 kursi, Hj. Suwarti dengan 6 kursi Gerindra butuh tambahan 2 kursi koalisi serta HRW dengan 6 kursi PDI-P butuh 2 kursi tambahan.
Artinya akan muncul poros koalisi antar parpol di daerah untuk mendukung bakal paslon, apakah akan sebangun dengan koalisi pusat atau tidak? Akan kita lihat dalam beberapa waktu ke depan.
Lalu korelasikan dengan figur yang ada di 'etalase pilkada Musi Rawas' saat ini, maka maksimal bakal pasangan calon bupati/wakil bupati Musi Rawas adalah 4 paslon. Paslon petahana Hj. Ratna Machmud dengan pendampingnya kelak di dukung Partai Nasdem (bisa jadi Golkar) serta parpol koalisi lain.
BACA JUGA:Pilkada Musi Rawas 2024, Dian Prasetio Pastikan Nyalon Bupati Melalui Parpol
Hj. Suwarti dan bacawabupnya didukung Partai Gerindra dan mitra koalisinya. Jika kita mem-prediksi salah satu figur FCO akan di dukung Golkar serta Azandri/HRW di dukung PDIP dan koalisinya. Maka tersisa figur DP yang berjuang menggarap dukungan parpol tersisa, atau parpol tersisa bergabung dengan koalisi yang sudah ada.
"Pada saat yang sama, saya melihat secara teknis mekanisme pencalonan perseorang bakal paslon perseorangan (independen) agak rumit. Jadi, prediksi 4 bakal paslon berasal dari dukungan parpol," paparya.
Lalu jika melihat indikator akses terhadap 'perahu parpol', popularitas, basis jaringan dukungan serta akses terhadap birokrasi. Maka 'kompetisi ketat' (layaknya el classico) akan tampak pada pertarungan figur Hj Ratna Machmud, Hj. Suwarti, FCO, atau Azandri.
Hal ini lumrah karena mereka sudah lama melakukan sosialisasi pada konstituen dan teruji dalam moment pemilu atau pilkada sebelumnya, dalam jabatan sebagai bupati, ketua DPRD, wabup atau Waka DPRD.
BACA JUGA:Daftar Nama Calon Bakal Ikuti Pilkada 2024 dari Partai Golkar, Lubuklinggau, Musi Rawas, Muratara
Konsekwensi logisnya, jika memiliki digit popularitas dan elektabilitas yang lebih tinggi.