Kendati pembekuan ASI ini menjadi tren, terdapat sejumlah catatan yang perlu diketahui oleh para ibu.
Berdasarkan penelitian, pembekuan ASI yang lazim dilakukan pada praktik rumahan menyebabkan pecahnya membran gumpalan lemak dan perubahan misel kasein serta penurunan komposisi faktor bioaktif protein.
Lalu ini yang jauh lebih penting, apa dampaknya ketika ASI diubah menjadi bubuk susu ? Apakah akan mengurangi semua zat baik yang ada didalamnya.
Satgas ASI IDAI pun memperingatkan agar tidak gegabah mempromosikan atau memberikan freese-dried ASI kepada bayi.
BACA JUGA:Penyandang Diabetes Bisa Coba, 7 Susu Rendah Gula dan Aman Dikonsumsi Tanpa Takut Gula Darah Naik
Terlebih, bayi yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti prematur dan memiliki gangguan kekebalan tubuh atau penyakit kronis.
Selain itu, zat aktif yang menjadi keunggulan ASI berpotensi hilang akibat proses freeze-drying ini.
Memang, proses ini dinyatakan dapat mempertahankan struktur molekul susu, tetapi penggunaan suhu yang tinggi saat proses pengeringan berdampak pada rasa dan kualitas ASI.
Metode ini juga tidak melalui prosedur pasteurisasi yang bertujuan membunuh bakteri berbahaya.
BACA JUGA:Ini Manfaat EGM Aren HNI, Susu Kambing Etawa Berpadu Gula Aren
"Dalam hal ini, pasteurisasi sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang ada dalam ASI," tuturnya.
Namun, risiko kontaminasi menjadi ancaman tersendiri, terutama saat rekonsiliasi penambahan air pada bubuk freeze-dried ASI sebelum dikonsumsi bayi. Tak hanya itu, produk freeze-dried ASI ini merupakan Rada'ah.
Bagi umat Islam, hal ini harus menjadi perhatian karena menentukan hubungan mahram yang diakibatkan oleh persusuan dari ibu kepada anak yang bukan dari kandungannya.
Apabila ASI bubuk dilarutkan kembali dan mengubah wujud, warna, dan rasa seperti susu, berlaku Rada'ah bagi semua pihak terkait.
BACA JUGA:Mending Susu UHT atau Susu Formula ? Ini Penjelasan Lengkapnya
Kendati demikian, metode freeze-drying untuk membuat ASI bubuk ini terhitung masih baru.