Sang Konseptor Dan Eksekutor Ulung

Senin 03 Jun 2024 - 14:17 WIB
Reporter : DHAKA R PUTRA
Editor : DHAKA R PUTRA

Setelah saya mengakhiri tausiah dari panggung besar Haflah Mafaza, terlihat wajah Kyai Feri tersenyum bangga, dan sayapun bergegas mengambil tangan beliau dan berkata maafkan saya kalau banyak kekeliruan dalam isi tausiah tadi, dengan lembut Kyai Feri berbisik ditelinga saya,

sampaikan salam dengan Kyai Mansuri Adam dan terimakasih sudah mengutus ananda Aidil untuk mengisi tausih di acara kami, rasa syukur yang paling dalam di hari itu, karena seonggak manusia yang bodoh ini, tidak membuat Kyai Mansuri Adam malu dihadapan sahabatnya,

disitulah semboyan yang saya dapatkan dari ucapan Ustadz Zuhri Abdul Halim “Naik Panggung Tanpa Persiapan Maka Bersiaplah Turun Panggung Tanpa Penghormatan”.!!!

Persiapan saya dalam menata bahasa, memperbaiki retorika, serta mengkonsep sebuah naskah dalam pangung-panggung dakwah, bukan berangkat dari duduk manis dan berleha-leha,

Kyai Mansuri Adam yang saya anggap sabagai konseptor sejati, yang menempah diri untuk menjadi pemuda pemberani, menggapai mimpi dari setiap perjuangan yang mesti dilewati, bukan pemuda yang hanya bisa berhalusinasi, terjebak pada kebodohan hakiki, serta diliputi rasa malas sehingga menjadi manusia yang merugi.

Jika anda berpikir bahwa menjadi konseptor sudah cukup membuat mimpi besar menjadi nyata, itu hanyalah omong kosong, Kyai Mansuri Adam bukan hanya konseptor,

tapi beliau juga sebagai eksekutor ulung, pemimpin yang memiliki banyak ide kreatif dan mampu berpikir secara komperhensif, detail dalam menyusun rencana, menata konsep kerja, serta pemimpin yang menghabiskan banyak waktu untuk terus belajar dan berpikir.

Pada sisi yang lain, beliau menjadi orang yang paling bertanggung jawab, untuk melakukan eksekusi program dari konsep kerja yang sudah tersusun, dan orang yang pertama kali menjalankan tugas secara masif,

nyata, terukur serta akurat, tanpa mengenal lelah dan waktu, sehingga ide-ide dan gagasan pemikiran beliau, laksana kepala gerbong kereta logomotif kelas VVIV, hanya gerbong yang tangguhlah dapat mengimbangi setiap pergerakan yang beliau pimpin.

Bukan hanya dalam bidang kepemimpinan saja, beliau dikenal sebagai konseptor dan eksekutor, dibidang ekomomi dan bisnis sekalipun, beliau terlihat seperti kepala perusahan yang berlesensi taraf Internasional, saat dunia pendidikan belum begitu melek tehnologi, Kyai Mansuri Adam sudah berpikir pada waktu itu,

bagaimana Al-Azhaar dapat menciptakan sistem keuangan santri menggunakan kartu pelajar, dan sistem menggunakan barkot didapur santri.

Setiap hari minggu dapur santri selalu kecolongan dari para oknum santri yang mengambil nasi sebanyak dua kali, sehingga banyak sebagian santri yang tidak mendapatkan jatah makan siang, kami waktu itu berjumlah lebih kurang 300 orang santri,

setiap hari minggu selalu menjadi momok yang menakutkan, kalau mengambil nasi terakhir alamat tidak dapat makan, karena hari minggu adalah hari pesta bagi para santri, karena dihari minggu para santri terlepas dari jeratan sayur Bazinjan kalau bahasa populernya sayur terong !!!.

Menangani kasus dapur untuk menghindari sifat rakus dari oknum sebagian santri, Kyai Mansuri Adam sampai turun tangan dalam menyelesaikan kasus tersebut,

dibentuklah makan dengan menggunakan kartu, jika santri tidak meyerahkan kartu makan, maka tidak bisa mendapatkan jatah makan dari dapur kesantrian, kartu makan masih bersifat manual, yang mana kartu berwarna kuning untuk santri Madrasah Aliyah dan kartu berwarna merah untuk santri Madrasah Tsanawiyah,

berjalanlah sistem itu dengan pengawasan ketat dari bagian dapur dan dibantuh oleh para muallim dan muallimah yang menjadi perpanjangan tangan dari para dewan asatidz.

Kategori :