Sang Konseptor Dan Eksekutor Ulung

Senin 03 Jun 2024 - 14:17 WIB
Reporter : DHAKA R PUTRA
Editor : DHAKA R PUTRA

MARI MENULIS UNTUK SANG KYAI Sang Konseptor Dan Eksekutor Ulung

(Dr. KH. Mansuri Adam, SE,. M.Pd.I bersama Buya Al Misro, Alumni Pondok Pesantren Al Azhaar, Tahun 2011, Ketua Yayasan dan Pimpinan Pondok Pesantren Misro Arafah Kota Lubuklinggau)

SEORANG santri akan menerima kebenaran tanpa bukti, apa lagi yang menyampaikan kebenaran itu seorang kyai, secara fitrah hukum yang mendasari akal dan pikirannya adalah Sami’na wa Ato’na mendenger dan mengikuti.

Karena konsep hidup seorang santri yang berakal, tidak pernah disibukkan dengan bukti-bukti untuk memperdalam ilmu yang diajarkan oleh para guru, dengan kata lain maqosid atau tujuan pada proses pembelajaran adalah keberkahan diatas segalanya.

Saya pernah membaca pada tulisan di dinding salah satu pesantren yang cukup masyhur dikota ini, tulisannya:

“Kalau dengan memiliki kepala, tangan, kaki dan badan anda sudah mengaku sebagai manusia, apa bedanya anda dengan binatang, yang juga memiliki sesuatu yang anda banggakan.”

Cukup menyakitkan memang tulisan itu saat dibaca!!!

Tapi seakan tulisan itu memberikan tamparan keras untuk saya pribadi, bahwa kalau anda hanya mengandalkan tampilan fisik dan menganggap itu sudah cukup.

Maka diri kita tidak lebih dari seonggak binatang yang hanya diberikan fisik seperti kepala, tangan, kaki dan badan, tapi tidak dikaruniahkan akal dan hati nurani.

Sebenarnya tulisan itu terdapat di dinding ruang tunggu Pesantren Mafaza yang saya baca tadi sore, saat saya mengambil sanad dan belajar ilmu dalam bidang memanah kepada sahabat dan kakak saya KH. Anjangsana Feri Irawan, S.Pd., M.M.

Sosok kyai yang cukup nyentrik, terutama dalam bidang ilmu supranatural, tulisan itu bergambar badan beliau dengan ciri khas rambutnya yang panjang.

Dan tatapan matanya yang tajam seperti seorang pendekar Batik Madrim, yang sering saya tonton dalam film drama Angling Darma.

Televisi hitam putih, dirumah tetangga menjadi cerita menjengkelkan pada masa itu, ketika saat saya asik menonton, anak tetangga yang usil dan menjadi musuh bebuyutan saya waktu kecil, menutup hordeng jendelanya sehingga saya tidak bisa lagi melihat aksi Angling Darma sedang mengeluarkan jurus kanuragan, naga sakti dari selarong.

Sayup-sayup suara Batik Madrim sedang menghantam para penjahat dikerajaan siliwangi, serorang Batik Madrim sebagai pendekar kesatria yang diangkat sebagai Kakang Patih dikerjaan Prabu Angling Darma, yang saya hanya bisa mendengar suaranya dari balik dinding rumah tetangga, suasana seperti ini sudah cukup menjadi hiburan.

Walaupun kondisinya sangat menyedihkan dan menjengkelkan, dengan ekonomi keluarga yang serba kekurangan, jangankan untuk membeli televisi, untuk makan sehari-hari saja untung masih bisa terpenuhi.

Kategori :