Kemampuan WBC merusak wilayah pertanaman padi sangat cepat.
Akibat serangan WBC tanaman seperti terbakar atau terlihat menguning dan mongering. Serta terlihat mengumpulkan atau melingkari pada satu lokasi.
Keberadaan WBC ini tentunya akan mengancam pertumbuhan tanaman pada padi.
Juga perlu mengenali dan mengetahui cara pengendaliannya secara efektif.
Ada beberapa faktor pemicu perkembangan WBC, seperti: tanam tidak serentak, kondisi ini juga dapat mendorong WBC berkembang pesat karena tersedia makanannya setiap saat.
BACA JUGA:Suasana Penuh Haru dan Bahagia Mengiringi Pelepasan 129 JCH Kabupaten Musi Rawas
Varietas rentan, WBC sudah membentuk biotife baru (biotife 4).
Aabomali iklim. ini merupakan suatu keadaan dimana dalam musim kemarau masih terjadi hujan, volume air yang lebih banyak akan melarutkan agens hayati atau insektisida yang di semprotkan pada tanaman padi.
Sedangkan untuk pengendalian serangan WBC yang dianjurkan adalah dengan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi.
Metode pengendalian ini dilakukan melalui perakitan komponen teknologi secara pertisipatif bersama dengan petani, dengan beberapa cara yakni.
BACA JUGA:Jelang Hari Raya Idul Adha Harga Sayuran dan Rempah-rempah Mulai Naik
Menggunakan varietas unggulan seperti varietas unggulan baru padi yang diketahui toleran terhadap WBC diantaranya Inpari 4, inpari 7, inpari 13, inpari 14, inpari 30, mekongga, ciherang, cegeulis.
Selain itu pola tanam padi jajar legowo (tanam beberapa baris dengan satu baris kosong) kurang mendukung perkembangan WBC.
Penggunaan Pupuk berimbang spesifikasi lokasi, pupuk berimbang seperti : 250 kg urea, 100 kg Sp-36, 100 Kg KCL per hektarnya.
Itu juga harus sesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara tanah.
BACA JUGA:Kemampuan Adminitrasi Pengurus BUMDes Masih Rendah Ini yang Dilakukan