KORANLINGGAUPOS.ID - Tak sedikit orang tua yang penasaran, siapa yang kecerdasan anaknya menurun apakah itu dari ibu atau ayah.
Pertanyaan tentang kecerdasan anak berasal dari siapa yang sering diperbincangkan.
Sebab, kecerdasan seorang anak dapat mempengaruhi aspek perkembangannya sepanjang hidupnya.
BACA JUGA:Murid SDIQ Ar-Risalah Borong Juara, akan Mewakili Lubuklinggau dalam FLS2N Tingkat Provinsi Sumsel
Para ahli mengungkap, hasil penelitian terhadap data 1.075 anak sepanjang tahun 1996 hingga 2010 yang diterbitkan Intelligence menemukan bahwa anak cerdas ternyata memiliki ibu yang suportif alias selalu memberikan dukungan.
Secara rinci, para ahli menyebutkan dukungan ibu mempunyai hubungan positif dengan kecerdasan anak, khususnya kemampuan kognitif umum. Sedangkan kemampuan kognitif diukur berdasarkan kemampuan mendengar dan memahami, gerak tubuh, dan perkembangan mental.
Menurut peneliti, anak yang memiliki ibu dengan sikap suportif cenderung memiliki skor kecerdasan umum yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Sangat Beruntungnya 7 Jurusan Kuliah Ini, Lulusannya Banyak Kerja di BUMN, Camaba 2024 Wajib Cek
Faktanya, hubungan ini tetap signifikan setelah dihubungkan dengan faktor lain, seperti kecerdasan ibu.
Namun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa efek tersebut akan hilang pada usia dewasa sehingga sebagian besar perbedaan kecerdasan pada orang dewasa disebabkan oleh faktor genetik, lanjutnya.
Dunkel menjelaskan, efek Wilson atau peningkatan heritabilitas seiring bertambahnya usia menunjukkan bahwa pada awal kehidupan, setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda karena hidup di lingkungan yang berbeda.
BACA JUGA:Ini Animator Muda Musi Rawas yang Berkiprah di Perfilman Nasional
Dalam hal ini para ahli berspekulasi bahwa salah satu pengaruh utama terhadap kecerdasan anak di lingkungan awal adalah dukungan ibu.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa anak yang sering mendapat banyak dukungan dari ibunya cenderung mudah tertarik dan tanggap terhadap upaya orang tuanya untuk merangsang pemikirannya.
Saat memahami temperamen anak, para ahli menyadari bahwa pengaruh langsung dukungan ibu terhadap kecerdasan umum lebih kecil.