KORANLINGGAUPOS.ID - Berbagai upaya terus dilakukan dalam menurunkan angka stunting di Kota Lubuk Linggau.
Salah satu upaya yang dilakukan, menginventarisir permasalahan disetiap kecamatan melalui mini lokakarya.
Kali ini Balai Keluarga Berencana Kecamatan Lubuk Linggau Selatan II dan Lubuk Linggau Utara I yang mengadakan mini lokakarya Tingkat Kecamatan di Gedung Aula Kecamatan Selatan II dan Utara I.
Dalam kesempatan itu Yenni Rakhmi menegaskan lagi jika mini lokakarya bertujuan untuk menggali permasalahan stunting di wilayah kerja kecamatan masing-masing, serta mencarikan solusi.
BACA JUGA:Tantangan Dalam Penurunan Stunting Masih Tinggi
BACA JUGA:Diskusi Kesehatan, RS Siloam Silampari Bagi Tips Kehamilan Sehat dan Cegah Stunting
Mini Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting akan dilaksanakan secara rutin minimal sepuluh kali dalam setahun.
"Kali ini kita laksanakan disini sebagai upaya percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Kecamatan Lubuk Linggau Selatan II yang masih tinggi, serta pencegahan kasus stunting dengan melibatkan lintas sektor. Untuk itu kami minta kepada pemangku kepentingan di tingkat Kecamatan agar saling bahu membahu untuk menuntaskan angka stunting serta melakukan sosialisasi dan edukasi maupun pengawasan kepada kelompok sasaran seperti Calon Pengantin, ibu hamil dan Baduta/Balita. Dengan harapan angka stunting disini bisa menurun," ungkapnya.
Perwakilan DPPKB, Aliyan Fauzi dalam kesempatan itu juga mengingatkan jika minilok bertujuan untuk meningkatkan peran pemerintah daerah dan komitmen lintas sektor di kecamatan untuk meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan, meningkatkan pemahanan tentang stunting, mencari penyebab kasus stunting yang ditemukan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan layanan kesehatan dan pendampingan keluarga risiko stunting.
Kepala Puskesmas Simpang Priuk dalam acara juga mengungkapkan balita stunting di Kecamatan Lubuk Linggau Selatan II tahun 2021 sebanyak 250 anak, 2022 sebanyak 162 balita, 2023 sebanyak 74 dan 2024 juga sebanyak 74 anak.
BACA JUGA:Minta Percepatan Penurunan angka Stunting di Lubuklinggau Ada Progres
BACA JUGA:200 Rumah di Lubuk Linggau Bakal Dibedah Tahun Ini Pemkot Fokus Keluarga Stunting dan Miskin Ekstrim
Secara rinci untuk Kelurahan Marga Rahayu terbanyak anak stunting yakni sebanyak 14 anak, Kelurahan Eka marga 11 anak, Kelurahan Tanah Priuk 9 anak, Kelurahan Moneng Sepati 8 anak, Kelurahan Siring Agung 8 anak, Kelurahan Karang keruan 7 anak, Kelurahan Simpang priuk 6 anak, Kelurahan Marga Mulya 6 anak dan Kelurahan Taba Pingin 5 anak.
Diakuin Titin saat ini di kecamatan selatan II tertinggi balita stunting dibandingkan dengan kecamatan lain.
"Makanya ini menjadi perhatian serius oleh pihaknya danPemkot Lubuk Linggau. Bahkan bapak Asuh Stunting Forkompimda dipusatkan di Kecamatan Lubuk Linggau Selatan II untuk melakukan intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT). PMT Lokal kepada anak stunting diberikan selama 3 bulan atau 90 hari, untuk 6 hari berbentuk snack dan satu hari nasi sayur yang mengandung hewani dan protein.