Ahli Waris Tidak Boleh Melaksanakan Wasiat Bertentangan Dengan Syariat Ini Penjelasannya

Sabtu 12 Oct 2024 - 21:35 WIB
Reporter : MUHAMMAD YASIN
Editor : MUHAMMAD YASIN

Artinya  tidak ada nafkah terbaik yang dimakan oleh seseorang melebihi nafkah yang dia dapatkan dari hasil kerjanya apapun profesinya, baik sebagai guru, sebagai dokter, sebagai perawat, sebagai seurity. Apun profesinya sebagai tukang kuli, selama dia mendapatkan nafkah untuk dirinya dari hasil kerjanya  disebut oleh Nabi sebagai nafkah terbaik.

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mengatakan "Amalurjul biyadihi wau bin mabrur" artinya pendapatan yang paling baik adalah hasil kerja seseorang dan keuntungan dari jual beli yang mabrur.

 

Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan dua hal baik. Selanjutnya bisa lihat sekarang warisan itu hasil kerja orang tua bisa, kakek bisa saudara, bisa paman atau siapapun yang meninggalkan warisan. Sehingga warisan itu bukan kerja ahli waris. Maka posisi ahli waris mendapatkan harta warisan adalah statusnya harta nemu bukan dari hasil kerja dia.

Maka tidak masuk kategori harta yang dimotivasi oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Karena itulah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam tidak memberikan motivasi kepada umatnya untuk mengejar warisan.

Maka para nabi Allah jadikan semuanya nol warisan "Fa Innal Anbiya lam yuwaritu Dinar wala dirhama wa Inama warul Ilma" para nabi tidak meninggalkan warisan Dinar maupun dirham, tidak meninggalkan warisan uang tidak meninggalkan warisan harta.

Namun mereka meninggalkan warisan apa ilmu sehingga andaikan warisan itu sesuatu yang mulia maka tentu manusia yang paling kaya warisan adalah orang yang paling mulia tapi kenyataannya sebaliknya.

 

Allah subhanahu wa taala menjadikan semua nabi nol warisan harta. Bagaimana dengan nabi Sulaiman Alaihi Salam yang mendapatkan warisan dari Daud. Allah berfirman dalam Al-qur'an "waarita sulaimanu" Daud Sulaiman mendapatkan warisan dari Daud para tafsir menegaskan bahwa yang dimaksud dengan warisan yang ditinggalkan oleh Nabi Daud kepada Sulaiman itu bukan warisan harta tapi warisan ilmu dan kerajaan sehingga kerajaannya Daud Alaihi Salam turun kepada Sulaiman meskipun Daud punya anak yang lain tapi yang melanjutkan kerajaannya Adalah anaknya Sulaiman

Sebagaimana yang kita kenal dalam masyarakat kita ketika ada seorang raja yang punya beberapa anak laki-laki tidak semuanya jadi raja tapi salah satu anak menggantikan bapaknya.

Kalau sampai ada orang tua yang berwasiat berkaitan dengan masalah Pembagian warisan yang bertentangan dengan aturan Al-qur'an kemudian dilaksanakan oleh anak- anaknya maka bisa jadi orang tua turut mendapatkan dosanya.

Misalnya orang tua berpesan aku wasiatkan kepada seluruh anakku agar seluruh warisan harta dibagi rata anak laki dan perempuan sama, satu banding satu, tidak boleh ada yang beda. Wasiat ini bertentangan dengan isi Alquran.

 

Dalilnya laki-laki dapat dua bagian dari wanita, dalilnya surat Annisa ayat 11 lihat terjemahannya yusikumullahu Fi auladikum lidzakari mlu hadzil untsayain. Artinya di situ Allah mewasiatkan kepada kalian untuk anak laki-laki dapat jatah dua kali anak perempuan.

Ada wasiat orang tua, ada wasiat Allah. Wahai orang mukmin Anda mau pilih yang mana mau pilih yang mana, wasiat Allah atau wasiat orang tua.

Siapa yang menuhankan orang tuanya maka silahkan pilih wasiat orang tuanya. Namun yang punya aturan Allah, bukan orang tua. Tapi Pak, Bapak berpesan seperti itu. Pesan bapakmu. Ini pesan Allah dalam Al-qur'an.

Kategori :