LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Banyak petani gagal panen, berpengaruh pada sepinya penggilingan gabah padi.
Hal ini diungkapkan Asri pemilik gilingan padi di Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Lubuklinggau Selatan 1, Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Asri saat diwawancarai Tim Linggau Pos Senin (23/10/2023) mengungkapkan bahwa untuk sekarang sepi petani giling gabah padi.
“Kita terima jasa gilingan gabah padi dari petani untuk digiling saja tidak membeli beras dari petani. Kita tidak minat beli dari petani karena belum ada modal, dan untuk jual beli beras untungnya hanya sedikit,” jelas Asri.
BACA JUGA:Cegah Konflik, Panitia Pilkades Muratara Harus Netral
Selain itu, saat ini sebagian juga belum musim panen dan sebagian ada juga yang gagal panen.
“Hari ini saja baru dapat dua karung itu baru dijemur,” papar Asri.
Biasanya kalau musim panen padi itu, kata dia, ada ratusan karung gabah padi yang digiling per bulannya atau 2 ton beras yang dihasilkan.
“Jadi wilayah petani yang jadi langganan gilingan padi sama kami, yakni petani padi Kelurahan Siring Agung dan Kelurahan Lubuk Tanjung,” ungkapnya.
BACA JUGA:Top Banget! UMKM Olah Ikan Seluang jadi Kerupuk Omzet Jutaan
“Untuk mempercepat pekerjaan kalau lagi musim panen dan banyak yang giling dan kita dibantu karyawan, selain giling padi kita juga menyediakan lapangan untuk jemur padi,” ungkap warga Kelurahan Siring Agung ini.
Dijelaskannya gabah padi biasanya sebelum digiling dijemur dua hari dahulu kalau musim panas. Kalau lagi musim hujan bisa sampai seminggu.
Jenis gabah padi yang kebanyakan digiling yakni padi jenis IR 64. Karena hanya menerima gabah lokal baik dari petani Siring Agung dan sekitarnya
“Untuk biaya jasa kita terima 10 persen misalnya dari 1000 kg beras hasil gilingan kita terima hanya 10 kg beras. Kita hanya sekedar giling dan tidak beli beras, banyak petani jual ke masyarakat yang datang untuk membeli,” ungkaonya.
BACA JUGA:Kasat Reskrim Polres Empat Lawang Diganti