Asri mengatakan ia buka usaha gilingan padi sejak tahun 1982.
“Ini usaha turun- temurun dari orang tua dan saya sebagai anak yang mengurusnya,” jelas Asri.
Harga beras yang digiling lokal atau beras IR sebelumnya Rp 10 ribu per kg.
“Itu jual bulan Juli 2023. Lalu naik lagi di bulan Agustus sampai sekarang Rp 14 ribu per kg. Penyebab beras mahal yakni pengaruh petani sebagian gagal panen, banyak petani belum panen, dan keluhan petani sekarang susah mendapatkan pupuk subsidi,” terangnya.
BACA JUGA:Santap Menu Tradisional yang Lezat, Mampir ke Pindang Rupit Yosi di Jalan Garuda Lubuklinggau
“Jenis penggilingan padi yang kami pakai ini, Pancakarida. Menggunakan 35 liter solar per hari. Dari BBM segitu, kita biasanya dapat 2 ton beras. Dalam membuka usaha penghilangan padi ini kita butuh ratusan juta mulai dari mesin penggilangan kita beli dulu Rp 35 juta selain itu buat rumah untuk mesin padi dan ditambah kita juga wajib membuat lapangan untuk jemur padi. Memang besar modalnya dalam membuka usaha ini dan bahkan sekarang sudah banyak mesin penggillingan padi, seperti di Kelurahan Siring Agung sebelumnya ada tiga penggilingan karena kalah bersaing satu gilingan padi harus tutup,” terangnya.
Asri masih bertahan hingga puluhan tahun karena inilah mata pencariannya.
“Kita hanya modal percaya dan jujur . Jadi banyak pertani percaya giling padi sama kita,” jelasnya.(Adi)
<<< KEMBALI KE KORAN <<<