Dr Aisah Dahlan menggambarkan betapa sakitnya kehidupan para pecandu narkoba, maka ia meminta masyarakat untuk tak coba-coba menggunakan barang haram tersebut.
“Putus zat dari narkoba itu menyiksa. Ada yang cemas, gelisah, ketakutan, paranoid. Kalau dia pakai heroin ataupun morfin, sakitnya saat putus zat itu kayak kuku dicabut. Makanya saat direhabilitasi mereka perlu dikasih obat analgesit. Karena mereka sudah pakai narkotika kadar tinggi, saat dikasih obat itu tetap terasa sakit. Makanya kami di tempat rehabilitasi Kalibata itu mengerahkan mantan pecandu untuk mendampingi para pecandu yang proses rehab ini,” jelas dr Aisah.
“Tim saya 80% pantan pecandu yang mendampingi para pecandu baru mau insaf ini. Si Kakak (mantan pecandu) ini biasanya akan menguatkan juniornya. ’Gue dulu juga ngerasa sakit gitu, tapi tenang aja, ngga bakal mati kok, asal Lu mau berjuang untuk sembuh!” ini yang kemudian yang banyak memotivasi para pengguna narkoba.
BACA JUGA:Kasat Res Narkoba Polres Lubuk Linggau Terima Penghargaan, Berhasil Gagalkan Peredaran Narkotika
BACA JUGA:Kebun Sawit di Musi Rawas jadi Lokasi Transaksi Narkoba, Pengedar Berhasil Ditangkap
Menurut dr Aisyah, siapa saja bisa ‘kena’ narkoba.
“Itulah narkoba, bisa kalangan mana saja, siapa saja bisa kena narkoba. Cilakanya narkoba ini karena membuat ketergantungan, kalau baru coba pertama, kedua, ketiga belum menimbulkan ketergantungan. Tapi kalau sudah keempat, kelima, keenam baru kerasa candunya,” tutur dr Aisah.
Kasus narkoba jadi darurat bagi Indonesia, maka Ayah Bunda harus ambil peran mencegah anak-anaknya dari Narkoba.
Bagaimana caranya?
BACA JUGA:Fakta Dibalik Tempat Pesta Narkoba Berkedok Lapo Tuak, Suami Istri Ditangkap di Musi Rawas
BACA JUGA:Jurus 30 Hari, Kiat Kapolres Musi Rawas Menangani Oknum Polisi yang Terlibat Kasus Narkoba
Dr Aisah dahlan yang juga Ketua AIRI (Assosiasi Rehabilitasi Sosial Narkoba Indonesia) ini meminta orang tua menyiapkan waktu khusus untuk ngobrol dengan anak-anak.
“Ayah Bunda jangan pelit waktu. Siapkan waktu khusus ngobrol sama anak-anak. Ngobrol sama anak-anak itu ngga bisa dalam momen serius. Ajak mereka jalan-jalan, ajak makan.
Apalagi anak laki kalau mau diajak curhat ya sambil makan, anak laki kalau negur dan menasehati ngga bisa di depan orang lain. Itu aja kuncinya,” tutur dr Aisah.