MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Saat ini para petani buah-buahan di Kabupaten Musi Rawas (Mura) sudah mulai menerapkan metode fertigasi tetes. Karena dianggap lebih simple dan tidak terlalu banyak menghabiskan waktu, untuk perawatan tanaman tersebut.
Salah satunya, metode ini digunakan oleh petani milenial, Ahmad Tigor Prakoso warga Desa E Wonokerto Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas(Mura).
Saat ini ia sudah berhasil menerapkan metode Fertigasi Tetes. Berkat metode ini, petani milenial ini sudah bisa membuka beberapa green house (GH).
"Dan hampir keseluruhan GH yang kami miliki saat ini sudah menggunakan metode Fertigasi tetes, dengan menggunakan metode ini kita sudah ada timer jadwal penyiramannya di setiap polybagnya dikarenakan pada polybag tersebut sudah terpasang selang penyiramannya. Dengan menggunakan metode ini untuk pemupukannya juga tidak terlalu ribet lagi cukup masukkan racikan nutrisinya kemudian dimasukan di gentong yang telah disediakan, nantinya itu akan disebarkan melalui pipa yang akan mengalir di setiap polybagnya," jelasnya kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Sabtu 18 Januari 2025.
BACA JUGA:Bertani Tanaman Melon Warga Musi Rawas, Raup Keuntungan Hingga Puluhan Juta
BACA JUGA:Sukses Menanam Cabai, Kosim Warga Mura Ini Beralih Menanam Buah Melon
Keunggulan lainnya dari menggunakan metode Fertigasi tetes ini, rasa buah melon sendiri lebih manis, karena konsentrasi Nutrisi terfokus pada tanaman, sedangkan jika menanam langsung di tanah itu memiliki kekurangan seperti saat pemupukan nutrisinya masih tidak terfokus di satu tempat.
Ada juga metode NFT itu menggunakan media tanamannya itu air, kalau yang kami kembangkan ini menggunakan media tanam dari cocopeat, kalau cocopeat memang memiliki daya serap yang cukup tinggi.
"Untuk biaya yang dikeluarkan itu sendiri itu cukup tinggi diawal saja, yang paling besar biaya pembuatan GHnya. namun untuk biaya perawatan itu lebih ringan daripada menanam tanaman di lahan yang terbuka," ungkapnya.
Untuk penggunaan cocopeat sendiri itu bisa sampai lima kali musim tanam, jadi setelah panen buahnya sebelum menanam kembali itu cocopeatnya itu harus di permentasi dahulu, jelas lebih menghemat biaya.
BACA JUGA:Tips Menanam dan Perawatan Tanaman Buah Melon Ala Sujianto
BACA JUGA:Sujianto, Warga STL Ulu Terawas Sukses Raup Puluhan Juta dari Bertani Buah Melon
Dari segi kualitas buah sendiri itu sangat berbeda, mulai dari rasa, bentuk kulit dan nutrisi kandungannya itu berbeda, level manisnya juga berbeda. Dengan menggunakan metode Fertigasi tetes ini penggunaan nutrisinya itu sekitar 70 persen kemudian untuk perawatannya itu sekitar 70 persen menggunakan organik sisanya 30 persen kimia.
Selain itu hama yang menyerang jika menggunakan metode ini memiliki perbedaan yang sangat jauh, dibanding menanam tanaman di lahan yang terbuka, jika menggunakan fertigasi tetes ini hama yang menyerang itu seperti hama kutu dan trips biasanya serangan terjadi di usia tanaman 0 sampai 15 HST.
"Paling, jika tanaman sudah besar yang diantisipasi itu jamur, yang jelas jika menggunakan metode ini itu kandungan kimianya lebih rendah," tegasnya.