Pabrik Batu Bata Merah di Desa Wonokerto Musi Rawas Masih Gunakan Cara Pembakaran Tradisional
Bambang, pemilik pabrik batu bata merah di Desa Wonokerto Musi Rawas menunjukan proses pembakaran di pabrik miliknya-Foto : MUSLIMIN-
MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Dibalik kokohnya batu bata merah, ada beberapa proses yang harus dilakukan saat pembuatannya.
Mulai dari pemilihan bahan yang berkualitas, pencetakkan serta penjemuran dan yang terakhir proses pembakaran batu bata.
Namun, Bambang salah seorang pemilik pabrik batu bata merah di Desa Wonokerto Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas (Mura) yang sampai saat ini memilih melakukan pembakaran dengan cara tradisional.
Bambang menjelaskan, batu bata merah dapat dilakukan proses pembakaran setelah dijemur sekitar 20 hari, namun jika dimusim hujan proses penjemuran lebih lama lagi bisa sampai 1 bulanan.
BACA JUGA:Terkenal dengan Kualitasnya, Batu Bata Merah yang diproduksi Warga Desa E Wonokerto Kabupaten Mura
BACA JUGA:Melihat Sentra Pembuatan Batu Bata Merah Berkualitas Di Desa E Wonokerto Musi Rawas
"Karena untuk dilakukan pembakaran, batu bata memang harus benar-benar kering," ungkapnya kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Sabtu 4 Januari 2025.
Bambang menambahkan jika di Desa wonokerto Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas, ini memang banyak sekali tempat produksi batu bata, bisa dikatakan di desa ini memang tempat sentralnya batu bata merah, dibandingkan di desa lainnya.
Namun saat ini banyak juga yang tutup pabriknya dikarenakan banyak masyarakat sudah beralih dari biasanya menggunakan batu bata merah menggunakan batako dan batu bata ringan. Sehingga penjualan batu bata merah ini mengalami penurunan.
"Untuk batu bata yang diproduksi memang kami jaga kualitasnya, mulai dari tanah merah yang memang bagus ditambah dengan pasir yang hitam membuat batu bata ini memang teruji kualitasnya. Batu bata merah jika memiliki kualitas, itu batu batanya ringan dan tidak mudah pecah," tegasnya.
BACA JUGA:5 Ide Desain Rumah Minimalis dengan Aksen Batu Bata Merah yang Vintage dan Modern
BACA JUGA:Melihat Proses Pembuatan Batu Bata Berkualitas di Desa H Wukirsari
Setelah batu bata merah dilakukan penjemuran selama 20 hari jelasnya, batu bata tersebut dipindahkan ke tempat pembakaran, di tempat tersebut batu batanya disusun membentuk seperti kotak, dengan di beberapa bagian di berikan lubang.
Lubang-lubang tersebut disiapkan memang untuk tempat kayu bakar, di dalam lubang tersebut nantinya akan disusun kayu bakar setelah tersusun dengan baik baru dilakukan proses pembakaran, secara bertahap. Inilah pembakaran dengan cara tradisional.