“Kalau penataan itu dilakukan jelas jalan ini akan ditutup dan akan dibikin sekat, sehingga akan banyak pedagang yang akan kesulitan menjual dagangannya karena pembeli banyak yang malas untuk turun dari kendaraannya,” jelasnya.
“Biasanya kan banyak pembeli itu memesan jajanan kepada pedagang dan tidak turun dari kendaraan. Jadi jika jalan ini ditutup dan dibuat sekat, maka otomatis kendaraan tidak akan masuk ke area jalan ini. Sehingga akan banyak pembeli yang malas untuk turun membeli jajan,” tambahnya.
BACA JUGA:Pasar Inpres Sepi Pengunjung, Pedagang Berharap ini Kepada Pemkot Lubuk Linggau
BACA JUGA: Pedagang di Pasar O Mangun Harjo Musi Rawas ini Jual Berbagai Kerajinan Tangan
Ia menyebutkan, saat ini jalan yang masih dibuka saja banyak pedagang yang sepi pembeli. Apalagi kalau jalan telah ditutup.
“Sekarang jalan yang masih dibuka saja sudah sepi pembeli, dalam sehari saja sangat susah untuk mendapatkan Rp 100.000. Apalagi jika ada penataan dan jalan akan ditutup, akses jalan ini sangat berguna dan jadi sumber penghasilan bagi para pedagang,” katanya.
Sementara itu, Apri pedagang lainnya juga mengaku keberatan jika akan dibuat sekat di area jalan belakang Taman Kurma.
“Sekat itu kan akan terbagi tiga, satu di pinggir kanan, satu di tengah dan satunya di pinggir kiri, nah jika sekat itu dibuat. Takutnya nanti sama halnya seperti di Pasar Bukit Sulap yang sepi karena tidak ada pedagang yang berjualan, ya karena pembeli akan merasa malas untuk membeli jajan dan turun dari kendaraan,” jelas Apri.
“Daripada sekat itu dibuat dan menghabiskan anggaran yang banyak, kami para pedagang menyarankan untuk menata seperti gerobak yang diseragamkan seperti warna dan namanya. Jadi misal namanya jadi es atau pentol Taman Kurma, jika semua diseragamkan dari mulai nama usaha dan warna gerobak, Insya Allah di sini akan bagus dan rapi kembali tanpa dibuat sekat itu,” tambahnya.