LUBUK LINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Kita sering bingung, apakah menderita maag atau gerd. Untuk itu dr. Ahmar Kurniadi, Sp.PD-KKV, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam berikan penjelasan tentang keduanya.
Untuk penyakit Gerd jelas dr Ahmar, lebih dikenalnya asam lambung naik. Gerd atau gastroesophageal reflux disease kondisi ketika asam lambung naik dari perut menuju kerongkongan (refluks asam) dan esofagus.
"Biasanya kondisi esofagus tidak bagus sehingga asam lambung naik ke esofagus, lalu mengenai dinding esofagus dan menyebabkan terjadi peradangan disana. Untuk itu gejala khas Gerd terasa panas karena ada peradangan, mual, nyeri. Bahkan gejalanya kadang mirip dengan serangan jantung namun tidak menyebabkan kematian secara mendadak," jelas dr Ahmar.
Penyebab Gerd paling banyak dari faktor makanann yang kita makanan. Yakni makanan yang merangsang asam lambung berlebihan seperti makanan pedas, atau juga bisa disebabkan karena stres yang berkepanjangan, atau kopi bagi yang tidak biasa ngopi.
BACA JUGA:Stres Picu Penyakit Maag, Konsumsi 5 Makanan ini untuk Mengatasinya
BACA JUGA:6 Menu Makanan Buka Puasa Bagi Penderita Sakit Maag Agar Tidak Kambuh Lagi
Sementara maag merupakan kondisi yang menandakan ada masalah di lambung.
"Bedanya dengan Gerd, untuk Maag iritasi yang ditimbulkan disekitar lambung atau Gaster. Sehingga rasa tidak nyaman di perut bagian atas atau dada setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu," jelasnya.
Untuk gejala maag, perut kembung di bagian atas. Perut terasa penuh saat makan, padahal makanan belum habis. Nyeri pada ulu hati. Buang angin dan bersendawa. Mual dan muntah.
Untuk memastikan apakah Gerd atau Gastur yang bermasalah tambah dr Ahmar, biasanya dibuktikan dengan melakukan tindakan Endoskopi atau terpong, prosedur medis yang menggunakan alat khusus untuk melihat bagian dalam organ tubuh.
"Nanti kita lihat dimana letak bermasalahnya, lalu bisa kita simpulkan," tambahnya.