LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID – Menjamurnya rumah makan dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang menjadikan ayam bahan dasar menunya, menjadikan bisnis jual daging ayam kian moncer. Meski tak semua berhasil, namun ketika ikhtiar maksimal, bisnis jual daging ayam bisa jadi alternatif usaha yang menjanjikan.
Seperti yang ditekuni Suhardi, penjual daging ayam yang membuka lapaknya tepi Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur 1, Kota Lubuklinggau.
Setiap hari, di lapak jual daging ayam miliknya, Suhardi menyiapkan 300 Kilogram (Kg) daging ayam. Ayam yang dijualnya dibeli dari broker (pengepul). Usia ayam yang ia jual 1 bulan atau 30 hari.
Kata Suhardi, dari bisnisnya itu, omset yang dihasilkan mendari jual daging ayam per hari Rp 7.000.000.
“Saya buka lapak dagangan mulai dari pukul 05.00 sampai 14.00 WIB. Kalau lagi ramainya bisa tutup pukul 10.00 pagi, Untuk karyawan saya dibantu 3 orang,” jelas pria asal Mirasi (Kecamatan Tugumulyo,red) saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID Jumat 22 Desember 2023.
Suhardi sudah dua tahun buka lapak jual daging ayam di pinggir Jalan Yos Sudarso.
Usaha yang kini ia tekuni merupakan usahanya satu-satunya, namun sebelumnya ia dan istri juga membuka usaha makanan siap saji dan menyediakan beberapa minuman.
Kenapa usaha sampingan yang lainnya bisa tutup?
BACA JUGA:Jalan Rusak Dikeluhkan Pengunjung Pasar Bukit Sulap
“Karena sekarang masih repot untuk mengurusi anak, jadi sementara waktu kita tutup dulu dari pada jualannya tidak fokus mending kita istirahat aja, dan fokus untuk jual ayam saja,” ungkap sang istri yang mendampingi suami jualan sambil mengasuh anak.
Suhardi menerangkan pertamakali ia membuka usaha jual daging ayam tahun 2021 di Merasi, yang awalnya sebelum membuka lapak seperti saat ini, ia menjual daging ayam dengan cara keliling menggunakan sepeda motor. Strategi itu dinilai kurang berhasil, maka Suhardi akhirnya buka lapak sendiri di sini di Jalan Yos Sudarso, KelurahanTaba Jemekeh.
Kenapa sih lebih memilih membuka lapak jualan di pinggir jalan dari pada di pasar atau di tempat-tempat pusat perbelanjaan?
BACA JUGA:Lurah Simpang Periuk Dinobatkan Sebagai Perempuan Pemimpin Kelurahan Inspiratif
“Karena masyarakat di sini kebanyakan orang rumahan, jadi kita melihat situasi dan kondisi, sehingga bisa memutuskan untuk menetap berjualan di sini. Hal ini juga kita lakukan untuk mempermudah masyarakat di sini untuk membeli daging ayam, jadi tidak perlu jauh-jauh ke pasar karena di sini sudah disediakan,” jelas Suhardi.