Ban untuk jalan basah biasanya menggunakan campuran karet yang dirancang khusus untuk meningkatkan daya cengkeram pada permukaan basah.
Campuran karet ini seringkali lebih lunak atau memiliki sifat yang lebih menempel untuk meningkatkan traksi dan meminimalisasi risiko slip saat berbelok atau melakukan manuver pada jalan yang licin.
Di sisi lain, ban untuk jalan kering mungkin menggunakan campuran karet yang lebih keras atau lebih tahan lama.
Karena tidak perlu fokus pada daya cengkeram saat digunakan di permukaan yang tidak licin.
BACA JUGA:4 Spesifikasi Toyota Vellfire, Mobil MPV Premium Segini Harganya
3.Karakteristik Traksi
Pada jalan basah, traksi yang optimal menjadi prioritas utama.
Oleh karena itu, ban untuk jalan basah biasanya memiliki desain yang memaksimalkan area kontak dengan permukaan jalan.
Sehingga meningkatkan daya cengkeram dan stabilitas kendaraan.
BACA JUGA: 5 Perbedaan Mobil MVP Premium Toyota Alphard dan Vellfire, Mulai dari Harga Hingga Desain Exterior
Sementara itu, pada jalan kering ban cenderung memiliki lebih sedikit pola alur untuk memberikan lebih banyak area kontak langsung antara ban dan permukaan jalan.
Sehingga hal inilah yang dapat mengoptimalkan traksi dan respons kendaraan terhadap akselerasi, pengereman, dan manuver.
4.Evakuasi Air
Ban untuk jalan basah seringkali memiliki fitur tambahan seperti alur lateral yang dirancang untuk mempercepat evakuasi air dari area kontak ban dengan permukaan jalan.
BACA JUGA:5 Mobil SUV Murah di IIMS 2024, Mulai dari Rp200 Jutaan
Hal ini membantu mengurangi risiko hydroplaning atau aquaplaning, di mana lapisan air di antara ban dan permukaan jalan menyebabkan kendaraan kehilangan traksi.