Menurutnya hal ini memberikan peluang yang besar bagi kaum milenial usia 30-40 tahun untuk nyalon kepala daerah ataupun wakil kepala daerah karena jumlah pemilih dari kaum milenial lebih besar dari pemilih kaum tua .
“Ini juga yang menjadi support mengapa kaum milenial berani tampil di Pilkada,” jelasnya.
Menurut Fadil, dari hasil Pileg 2024 tampaknya juga cukup banyak Caleg dari kalangan milenial yang terpilih.
“Ada komunitas yang cukup besar dari kaum milenial itu. Untuk Pemilu 2024 ini diperkirakan calon perpaduan kaum tua dan kaum melenial diperkirakan akan mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakat. Dibandingkan pasangan calon tua dan calon tua, ataupun pasangan milenial dan calon milenial kurang mendapatkan dukungan masyarakat. Artinya harus ada yang mewakili kaum tua dan mewakili kaum milenial baik untuk calon kepala daerah maupun wakil kepala daerah,” paparnya.
BACA JUGA:Waduh ! Tahapan Pilkada Segera Dimulai, Dana Hibah dari Pemkab Mura Malah Belum Jelas
Menurutnya hal itu terbukti dari pasangan Capres Prabowo-Gibran perpaduan kaum tua dan milenial. “Dari Pilpres teruji, Prabowo mewakili kaum tua dan Gibran kaum milenial. Jadi istilahnya calon dari kalangan senior dan dari kalangan junior digabungkan akan memberikan efek yang baik untuk meraih dukungan besar dari masyarakat,” jelasnya. (*)