MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Penyakit Aids, TB Paru dan Malaria (ATM) di Kabupaten Musi Rawas yang masih menjadi masalah TB Paru atau Tuberkulosis.
Sehingga penanganan penyakit TB Paru masih menjadi prioritas.
"Kasus yang masih menjadi prioritas TB Paru. TB Paru yang masih menjadi masalah karena TB Paru komplek masalahnya mulai dari penemuannya, tata laksananya pengobatan perlu waktu yang cukup lama," demikian kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Musi Rawas Mura, Drg Maya Kesuma Surya Putri melalui Kabid P2P, Renaldi Oktavianus didampingi Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Iwan Joko Susilo kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Selasa 5 Maret 2024.
Iwan menyebut di tahun 2024 ini Dinkes Kabupaten Musi Rawas telah melakukan pemerisksaan sebanyak 835 orang, yang positif menderita TB Paru sebanyak 65 orang.
Untuk protap pengobatan penyakit TB Paru penderita harus makan obat paket selama 6 bulan, bisa lebih, itu kalau yang sensitif. "Kalau yang resisten yang agak bahaya, pengobatanya 1 tahun harus rutin komsumsi obat. itu paling cepat. Harus rutin setiap hari komsumsi obat. Pemberian obat gratis," jelasnya.
BACA JUGA:Selama Tiga Dua Bulan ada Satu laporan Pencemaran Lingkungan
Iwan menambahkan, ciri oranmg yang beresiko TB Paru batuk lebih dari 2 minggu, demam tinggi, berat badan turun drastis dan yang menderita kencing manis.
Jika mengalami hal tersebut diharapkan segera mendekasi awal karena itu merupakan resiko tinggi TB Paru.
Untuk pemeriksan dini TB Paru bisa dilakukan di pusat layanan kesehatan atau Puskesmas yang ada di kecamatan.
"Kalau ada gejala-gejala TB Paru segera periksa ke Puskesmas terdekat. Musi Rawas sudah punya alat TCM di setiap Puskemas," pintanya.
Penyakit TB Paru menular, siapapun biasa kena. Maka dari itu apabila ada gejala TB Paru tersebut segera lakukan pemerikasaan agar terdetiksi secara dini. "Dengan diketahui secara dini maka penindakan pengobatan akan lebih cepat," jelasnya.
BACA JUGA:RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2025 Sedang Disusun
Puskesmas yang mengambil sampel akan membawa sample untuk dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Sobirin, RSUD Muara Beliti, Puskesmas C Nawangsasi, Puskesmas Muara Lakitan dan Puskemas Megang Sakti.
"Ada lima pusat layanan kesehatan tempat pemerisaan sample TB Paru. 5 Pusat layanan kesehatan tersebut sebagai satelitnya. Untuk kualitas penemuannya sudah terjamin," ungkapnya.
Karena kompleknya penyakit TB Paru Dinkes Kabupaten Musi Rawas mengajak semua pihak untuk terlibat dalam penangannya mulai dari Pemerintah Desa (Pemdes) hingga melibatkan lembaga pemerintah lainnya hingga mengajak pihak swasta melalui program CSR (Corporete Social Responsibility).