Sebagaimana kamu memaafkan orang yang berbuat jahat kepadamu, begitu pula Allah akan memaafkanmu. Sebagaimana engkau berlapang dada atas kesalahannya, demikian pula engkau akan diberi kelapangan.
BACA JUGA:10 Tips Agar Nafas Tetap Wangi Dan Segar Saat Berpuasa Ramadhan
Maka tatkala mendengar hal tersebut Abu Bakar langsung mengatakan, “Tentu, demi Allah kami menyukai Engkau mengampuni kami Duhai Rabb kami”.
Kemudian beliau kembali untuk menyantuni dan memenuhi kebutuhan kerabatnya yang bernama Misthah. Dan beliau mengatakan, “Demi Allah, aku tidak akan mencabut sedekah untuknya selama-lamanya. Demi Allah, aku tidak akan menuntut balas pamrih darinya selama-lamanya”.
Ibnu Katsir mengomentari ucapan Abu Bakar tadi dengan mengatakan, “Oleh karena itulah dirinya dijuluki ash-Shidiq karena kejujuran dan keimanannya”.
Orang yang memaafkan manusia adalah sifat yang mulia, memiliki kesabaran bahkan bukan hanya sabar dia juga memaafkan, melupakan dan tidak mau membalas kejelekan orang lain maka dia mendapatkan pahala. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Maka barang siapa yang memaafkan dan memperbaiki mendamaikan maka pahalanya adalah atas All?h.” (QS. Asy-Syuraa: 40).
BACA JUGA:10 Tips Agar Nafas Tetap Wangi Dan Segar Saat Berpuasa Ramadhan
Kita memaafkan orang-orang yang ada di sekitar kita, memaafkan anak, memaafkan istri, memaafkan suami, memaafkan orang tua, memaafkan tetangga.
Kita bergaul dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari dan pasti di sana ada perkara yang tidak baik yang mungkin muncul dari kita maupun dari mereka.
Maka kita sebagai seorang muslim/muslimah hendaklah pandai dalam memaafkan.
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu,maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. At-Tagh?bun: 14).
Kita memaafkan kesalahan mereka dan jangan kita ikut terbawa dengan kelakuan mereka atau ucapan mereka sehingga kita mudah melakukan kemaksiatan kepada Allah SWT karena kelakuan dan juga ucapan mereka.
BACA JUGA:Kuliner di Lubuklinggau, Otak-otak dan Pempek Panggang Jadi Menu Favorit di Waktu Ramadhan
Kita gabungkan antara dua perkara yaitu tetap kita istiqamah di atas ketaatan kepada All?h dan kita memaafkan. Kita maafkan dan kita lupakan dan terus kita istiqomah. Kita bersabar dengan ucapan dan perilaku mereka, ini sikap seorang muslim dan dia berakhlak yang baik.
Berusaha taghaful yakni melupakan kesalahan saudara kita dan tidak mengingat-ingatnya. Tak lupa senantiasa berdoa kepada Allah agar senantiasa diberi kelapangan dada untuk memaafkan kesalahan orang lain.(*)